Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Sakit, Kekek Sebatang Kara Ini Dikerubuti Semut

Kompas.com - 30/01/2016, 10:57 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Lai, kakek sebatang kara berusia 89, warga MamuJu Utara, Sulawesi Barat, hidupnya memperihatinkan. Sejak jatuh sakit dan seluruh badannya membengkak hingga tak mampu lagi bergerak, Lai ditemukan warga di gubuk reot di tengah hutan sedang dikerubuti semut.

Warga yang prihatin dengan kondisi orangtua jompo ini kemudian memindahkan Lai dengan gerobak dorong ke perkampungan warga di Dusun Kayumaloa, Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu.

Warga kemudian membuatkan Lai sebuah gubuk berukuran 1,5x2 meter tanpa dinding. Gubuk ini dibuat warga secara sukarela untuk menampung kakek Lai agar bisa hidup lebih baik.

Lai sendiri menolak menumpang meski ditawari banyak warga untuk tinggal di rumahnya. Alasannya ia tak ingin orang lain melihatnya jijik karena kehadiran dirinya.

Tak berobat karena miskin

Sejak jatuh sakit dan seluruh tubuhnya membengkak, Lai tak pernah mendapatkan perawatan dokter. Ia tampak pasrah dan hanya bisa duduk serta terbaring di tempatnya.

Jangankan bekerja mengumpulkan barang bekas seperti profesi yang ditekuninya puluhan tahun lalu, untuk menggerakkan kedua kaki dan tangannya saja sulit.

Praktis, kakek Lai hanya menggantungkan hidupnya pada belas kasihan tetangga yang merasa kasihan. Para tetangganya kerap membantu bersihkan badan Lai. Mereka juga bergantian memberikan makanan atau beras.

Albar, warga setempat yang menjenguk Lai menjelaskan, kondisi penyakit kakek malang itu kian parah. Sekujur tubuhnya membengkak dan ia tak mampu lagi menggerakkan tangan dan kakinya meski hanya untuk menyuap makanan dan minum ke dalam mulut.

“Kondisinya sangat memperihatinkan. Dalam keadaan sakit dan seluruh tubuhnya tampak membengkak akibat penyakit, Lai tak berdaya meski hanya untuk menggerakkan kedua kaki dan tangannya,” ujar Albar.

Ditinggal istri dan anak

Kondisi Lai yang hidup sebatang kara ini sudah berlangsung puluhan tahun sejak ditinggal mati oleh istrinya.

Lai mengaku mempunyai satu orang putra yang bernama Saharuddin yang dulunya tinggal di sekitar Limboro, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Namun sejak ditinggalkan ibunya, putra Lai sudah tidak diketahui keberadaannya.

Meski puluhan tahun menderita dan hidup sebatang kara di gubuk reot, Lai tak pernah mendapatkan santunan dari pemerintah yang menjadi kewajiban negara terhadap para jompo tidak mampu.

Sejumlah tetangga Lai hendak membawanya ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, namun karena alasan tak ada biaya dan tak punya kartu BPJS maupun kartu sehat dari Jokowi, niat itu terpaksa dibatalkan.

Selain itu, tak ada warga yang bersedia bertanggung jawab untuk membiayai pengobatannya hingga bisa sembuh.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com