Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Ditelantarkan, Pria Ini Berniat Seret Trigana Air ke Pengadilan

Kompas.com - 25/01/2016, 22:08 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com -Taher Karepesina, seorang penumpang Trigana Air, berniat mempraperadilankan manajemen Trigana Air menyusul buruknya pelayanan maskapai penerbangan tersebut.

“Saya sudah diskusi soal mekanisme praperadilan dengan teman-teman untuk mempraperadilankan pihak Trigana Air,” kata Taher kepada wartawan di Ambon, Senin (25/1/2016) malam.

Dia menjelaskan, niat untuk mempraperadilankan Trigana Air karena maskapai tersebut dinilai telah melanggar aturan penerbangan.

Pasalnya sejumlah ketentuan untuk melindungi calon penumpang dilanggar maskapai tersebut.

“Jadi saya dan sejumlah penumpang lainnya diterlantarkan pihak Trigana Air. mereka juga tidak memberikan kewajibannya kepada kami sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang penerbangan,” ujarnya.

Taher menceritakan, pada Sabtu pekan lalu dia dan sejumlah penumpang batal terbang dari Dobo ke Ambon lantaran manajemen Trigana Air secara sepihak membatalkan penerbangan.

Saat itu, lanjut Trigana, manajemen maskapai beralasan penerbangan dibatalkan karena tidak ada penumpang menuju Dobo.

“Mereka menginformasikan itu melalui pesan singkat kepada kami, dan mereka bilang hari Minggu baru bisa terbang, padahal kami ada urusan sangat penting,” ujarnya.

Taher mengatakan setibanya di Kota Ambon, dia lalu bermaksud menanyakan masalah tersebut ke pihak perwakilan Trigana Air di Nusaniwe.

Dia kesal, karena selama terlantar pihak maskapai tidak memberikan konsumsi maupun akomodasi sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

Menurutnya sesuai peraturan menteri Perhubungan nomor 89 tahun 2015 pasal 9 menyebutkan badan usaha angkutan udara wajib memberikan kompensasi sesuai dengan kategori keterlambatan.

Namun, hal itu tidak dilakukan manajemen Trigana Air malahan para penumpang diterlantarkan.

“Kita tidak diberikan makan maupun akomodasi apalagi ganti rugi sebagaimana diatur dalam aturan tersebut,” ujarnya.

“Jadi saya ingin tanyakan soal itu setibanya di Ambon, lalu seorang pegawai menghubungkan saya dengan pihak manajemen, saat saya tanyakan dia malah balik mengancam saya. Dia juga SMS saya mau lapor kemanapun dia tidak takut,” katanya.

Atas berbagai ancaman dan intimidasi itu, Taher malah makin bertekad untuk menyeret manajemen maskapai itu ke pengadilan.

”Kasihan ada teman yang bapaknya meninggal juga batal berangkat karena pembatalan penerbangan itu, kami ingin tanyakan baik-baik malah diperlakukan seperti itu,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com