Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMAN 3 Semarang Ciptakan Helm Anti-kantuk

Kompas.com - 26/10/2015, 17:14 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Seorang siswa kelas X SMAN 3 Semarang, Jawa Tengah, berhasil membuat helm anti-ngantuk.

Sindoro Sindhu Khrisna (15), sang penemu, menilai helm karyanya sangat bermanfaat, terutama bagi para pengendara sepeda motor yang mengantuk saat berkendara.

Ide membuat helm anti-kantuk itu berawal dari keprihatinan Sindoro melihat banyaknya pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan karena mengantuk.

Dia kemudian membuat inovasi dengan menambahkan sensor gerak ke dalam sebuah helm. Helm anti-kantuk itu diberi nama D-Tech.

Dengan teknologi ciptaannya itu, helm tersebut bisa memberi peringatan kepada pengendara yang mengantuk, sehingga pengendara tetap fokus saat menunggang sepeda motor.

"Helmnya biasa saja. Saya tambahi alat (sensor gerak) yang berbentuk kotak di bagian atas, kanan dan kiri. Di dalamnya ada speaker kecil dengan suara yang tidak terlalu keras," ujar Sindoro di Semarang, Senin (26/10/2015).

Setelah dipasangi alat tersebut, helm D-Tech akan berfungsi otomatis. Ketika ada kendaraan yang muncul dari arah belakang, kanan, ataupun kiri si pengendara, maka speaker itu akan mengeluarkan suara.

D-Tech juga cukup canggih lantaran bisa memberi peringatan kepada pengendara dari arah depan.

Ketika kecelakaan terjadi atau ada benda yang muncul secara mendadak dari arah depan, D-Tech akan memberikan peringatan.

"Jadi, nanti bunyi sendiri. Kalau dari kiri, bunyinya "kiri". Kalau datangnya pelan, tidak bisa bunyi," ujar Sindoro.

Karya tersebut pernah diikutkan dalam lomba penelitian ilmiah remaja 2014 dan mendapat medali perak.

Helm D-Tech diciptakan Sindoro bersama temannya, Syamsul Tamimi, dengan dibantu oleh Jamnie Mutia dan Fara Athalabiba.

Para siswa itu berharap agar inovasinya bisa berguna dan diproduksi secara massal. Harga alat D-Tech dipatok Rp 150.000.

"Harganya nanti bisa lebih murah jika diproduksi secara massal," tambah anak pasangan Eko Pramono dan Aryana Budi Dewayani itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com