"Sebagian besar guru di Jawa Tengah ternyata memiliki kemampuan menulis yang baik. Harus diakui itu. Maka peta sastra di Jawa Tengah boleh dikatakan sebagai sastra guru," ujar Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Pardi Suratno usai menghadiri Bedah Buku Antologi Cerpen "Seikat Senja Seikat Cerita" karya guru-guru MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Indonesia di aula SMA Negeri 4 Kota Magelang, Sabtu (3/10/2015).
Sejumlah penyair ternama seperti Mukti Sutraman dari Kudus, Jonas dari Cilacap hingga Prasetyo Utomo dari Semarang adalah contoh pengarang sastra atau penyair yang berlatar belakang profesi guru.
Pardin mengatakan, peta sastra yang demikian menjadi karakteristik tersendiri bagi Jawa Tengah, berbeda dengan sastra di Yogyakarta yang sebagian besar penyairnya memang murni berlatar belakang penyair.
"Tapi kita tetap harus belajar banyak dari Yogyarakarta," ucap Pardin.
Lebih lanjut, Pardin mengemukakan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Bahasa terus mendorong para guru untuk menelurkan karya-karya sastra, apakah puisi, cerpen, atau lainnya.
Pardin mengingatkan, para guru seyogianya berkarya bukan sekadar menunaikan tanggung jawab sebagai guru, akan tetapi benar-benar didasari rasa cinta terhadap sastra dengan menuangkan pikiran dalam rangka mencerdaskan masyarakat.
Dalam waktu dekat, Balai Bahasa akan memberikan penghargaan Prasidatama 2015 kepada penyair, pejabat publik, dan tokoh-tokoh masyarakat yang dinilai memiliki perhatian lebih kepada dunia sastra di Jawa Tengah.
Tahun ini adalah tahun ketiga penganugerahan Prasidatama. Tercatat ada penyair Prof Dr Darmanto Yatno, NH Dini hingga Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah yang digadang-gadang menerima penghargaan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.