Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN: Ada Suruhan Pak Abror Ambil Rekomendasi ke DPP, tapi Tak Diserahkan ke KPU

Kompas.com - 31/08/2015, 17:54 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Surat rekomendasi Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu alasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya tidak meloloskan Dhimam Abror menjadi calon wakil wali kota Surabaya penantang Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana.

Surat yang diberikan kepada KPU dinilai tidak identik dengan surat pertama yang diberikan saat pendaftaran. Surat rekomendasi tersebut bahkan dikabarkan hilang. bagaimana kronologisnya.

Wakil Ketua Umum PAN Suyoto tidak menampik bahwa surat rekomendasi PAN untuk pasangan Rasiyo itu digelapkan.

"Ada orang suruhan Pak Abror yang mengambil surat rekomendasi itu di kantor DPP saat pendaftaran 11 Agustus, tapi tidak disampaikan ke KPU," katanya di Surabaya, Senin (31/8/2015).

DPP, lanjutnya, memang tidak dapat langsung memberikan fisik surat itu kepada Abror karena beberapa alasan. Pertama, bunyi rekomendasi berbeda dari yang semula Dhimam Abror-Haris Purwoko, menjadi Rasiyo-Dhimam Abror. Kedua, saat itu, sebagian besar pengurus DPP sedang sibuk  menghadiri Muswil PAN di Kediri Jawa Timur.

Karena kendala teknis itulah akhirnya diambil inisiatif mengirim rekomendasi melalui alamat emailnya, yang lalu dipindai dan di-scan lantas diberikan ke KPU Surabaya.

"Sebenarnya jika lancar, malam itu juga rekomendasi bisa langsung diserahkan ke KPU," terangnya.

Karena surat itu tidak ditemukan, maka DPP membuat arsip surat dengan materai baru, yang otomatis nomor materai juga berbeda. Surat arsip itulah yang diberikan kepada KPU saat masa perbaikan berkas. Lantas, siap suruhan Abror yang membawa surat rekomendasi tersebut?

Informasi yang dihimpun, kurir yang diperintah mengambil surat rekomendasi ke kantor DPP PAN, namun tidak menyerahkannya ke KPU Surabaya itu berinisial HSS. Saat dikonfirmasi saat itu, Dhimam Abror mengaku juga kehilangan jejak HSS. Selain sempat menghubungi melalui ponsel, Abror juga mengaku sempat mendatangi rumah HSS, namun keluarganya juga tidak mengetahui keberadaan HSS. 

Ketua DPC PAN Surabaya, Surat, juga mengaku tidak tahu siapa HSS. Pihaknya juga tidak mengirim pengawal untuk kurir tersebut yang diberi tugas mengambil dan memberikan surat rekomendasi ke KPU Surabaya.

"Waktu itu, kami sedang sibuk aganda Muswil di Kediri, yang tahu persis orang DPP PAN," jelasnya.

Pihaknya mengaku tidak ambil pusing dengan hilangnya surat rekomendasi PAN untuk Abror tersebut karena kini tengah fokus pada upaya melaporkan KPU Surabaya ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com