Padahal, selama ini, pasar potensial penjualan sapi dari NTT adalah DKI Jakarta. Selain karena harga yang tinggi, juga sebelumnya telah ada penandatanganan kerja sama (MoU) antara Pemerintah DKI Jakarta dan NTT oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan Gubernur NTT Frans Lebu Raya.
Kepala Seksi Karantina Hewan, Yulius Umbu Hunggar, kepada sejumlah wartawan, Selasa (25/8/2015), mengatakan, daerah tujuan pengiriman sapi dari Kupang adalah Kalimantan sebesar 60 persen, sementara DKI Jakarta hanya 40 persen.
Menurut Yulius, Pemerintah Provinsi NTT telah menetapkan kuota distribusi ternak sapi sebanyak 505.000 ekor per tahun ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging nasional.
"Untuk pengiriman sapi, setahunnya tidak boleh lebih dari kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi NTT, yakni sebanyak 505.000 ekor. Sementara itu, daerah tujuan selama ini mayoritas dikirim ke Kalimantan, terutama Samarinda, Kalimantan Timur, yang mencapai 60 persen dan yang lainnya dikirim ke DKI Jakarta," kata Yulius.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, pengusaha sapi, Herry Ceunfin, mengaku, pengiriman sapi dari Kupang bergantung pada permintaan dan besarnya kapal pengangkut. Pengiriman sapi ke Kalimantan, menurut Herry, mencapai 400 hingga 500 ekor per minggu, sedangkan ke DKI Jakarta maksimal 400 ekor.
"Sekarang harga sapi yang bagus di Kalimantan, sedangkan di Jakarta harga sapi malah turun sehingga sekarang banyak yang jual ke Kalimantan," kata Herry.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.