Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga "Saweran" Bangun Gedung Desa Senilai Rp 1,5 Miliar, Ganjar Kagum

Kompas.com - 22/08/2015, 19:34 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

PEMALANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi sikap gotong royong warga desa dalam mensukseskan pembangunan infrastruktur. Kekaguman itu antara lain mengetahui sumbangan warga untuk proses pembangunan jauh lebih besar ketimbang sumbangan dari pemerintah.

Saat mengunjungi Desa Sikasur, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Ganjar menemukan solidaritas warga yang masih terjaga utuh. Di tempat itu, warga rela bergotong royong dan saweran membangun satu kantor balai desa.

Bantuan pemerintah sebagai pemantik hanya Rp 100 juta. Anggaran yang minim ternyata tak membuat bangunan gedung dibangun sederhana. Gedung tetap didesain megah berlantai dua dilengkapi aula besar yang representatif untuk tempat pertemuan, serta dibangun beberapa tempat untuk pelayanan.

Warga Desa Sikasur pun tidak ketinggalan diminta partisipasi untuk membantu proses pembangunan. Setelah dilakukan, hasil yang didapatkan ternyata di luar dugaan.

"Bangunan kantor balai desa dibantu Rp 100 juta, tapi pengeluarannya Rp 1,5 miliar. Ini jadi ujian keguyuban kita. Masyarakat kita luar biasa, sehingga rasa ingin memiliki harus dijaga betul soal balai desa ini," kata Ganjar saat meresmikan kantor Balai Desa tersebut.

Keguyuban warga juga terlihat jelas ketika kendaraan rombongan Gubernur mulai masuk di desa tersebut. Di jalan desa, ratusan anak-anak sekolah dasar berseragam pramuka berbaris rapi mengayun-ayunkan sepucuk bendera merah putih. Mereka juga kompak menyanyikan yel-yel penyambutan.

Tidak hanya anak sekolah, para orang tua yang sebagian berusia senja pun berhias menampilkan atraksi kesenian. Beberapa atraksi kesenian dan tarian digelar dalam pesta penyambutan tersebut.

Melihat keguyuban itu, Ganjar kagum, sekaligus menjadikan hal itu ancaman. Ia ingin agar keguyuban warga bisa menjadi kekuatan untuk menggerakkan roda kehidupan bermasyarakat. Di sisi lain, adanya balai desa yang sebagian besar disumbang oleh rakyat menuntut adanya pelayan ekstra dari pemerintah desa. Ganjar tak ingin pegawai masih menampilkan sikap lama dalam melayani warga.

"Jangan sampai ada yang jam sembilan baru buka. Jam tujuh sudah harus buka. Kantor harus dimulai dengan cara modern. Balai desa harus bisa online, mempunyai tempat pengaduan. Kalau bisa ketika warga ada masalah tinggal sms ke layanan pengaduan desa untuk kemudian disikapi," ujarnya.

Pemerintah desa juga diminta untuk selalu belajar dalam transparansi anggaran. Pasalnya, dana yang akan dikucurkan pemerintah untuk desa akan lebih besar dari sebelumnya.

"Ada Alokasi Dana Desa (ADD), kemudian Bantuan Keuangan (Bankeu), ada lagi dana desa. Jangan sampai bapak ibu tidak transparan sehingga dikecrek (diborgol) sama pak polisi atau pak jaksa," imbuhnya.

Bupati Pemalang Junaedi mengatakan, balai Desa Sikasur selesai dibangun selama delapan bulan. Pembangunan berlangsung cepat dilakukan secara gotong royong. Warga pun rela untuk saweran menutupi kekurangan pembangunan yang seluruhnya mencapai Rp 1,5 miliar.

"Itu semua dilakukan. Karena guyup warga masih sangat tinggi. Warga juga senang sekali bisa bertemu dengan pak Gubernur, karena nama pak Ganjar sangat populer di sini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com