JEMBER, KOMPAS.com - Sinta Nuriyah Wahid, istri dari mendiang Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid, menilai anak sering menjadi sasaran kemarahan orangtua. Anak kerap jadi korban ketika orangtua tertekan oleh masalah.
“Ada banyak faktor yang melatarbelakangi kekerasan terhadap anak, pertama faktor ekonomi. Bisa jadi karena orangtua tertekan karena ekonomi, kemudian merasa stres dan tidak bisa mengendalikan tekanan itu," ucap Sinta, usai acara buka bersama di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (9/7/2015).
Ketika orangtua tidak bisa mengendalikan tekanan, saat itulah anak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. "Meledak emosinya (dilampiaskan) kepada anak, karena anak paling dekat dengan orang tua,” ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, moralitas masyarakat semakin menipis, sehingga tidak heran jika kemudian masyarakat mudah tersulut emosinya. “Padahal pendidikan moral, budi pekerti itu sangat penting bagi kehidupan,” tuturnya.
Menurut Sinta, persoalan kekerasan terhadap anak sebenarnya tidak hanya menjadi tanggung jawab negara saja. “Ini tanggung jawab kita semua, jadi jangan hanya mengandalkan kepada negara,” kata dia.
Dia juga menilai, peran lembaga perlindungan anak, seperti adanya komisi perlindungan anak, komisi perlindungan perempuan, belum sepenuhnya berjalan maksimal.
“Untuk itu saya juga mengajak, peran lembaga pendidikan, majelis taklim, tokoh- tokoh agama, tokoh masyarakat, harus berperan aktif dalam menanggulangi kekerasan terhadap anak,” harap Sinta.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.