Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2015, 22:44 WIB

KOMPAS.com — Ratusan anak-anak pengungsi Rohingya asal Myanmar yang ditampung di berbagai tempat di Aceh direncanakan akan disekolahkan. Namun, belum disepakati apakah mereka bisa dimasukkan ke sekolah formal atau sekolah di pengungsian.

Setidaknya, terdapat 225 pengungsi anak-anak yang masih berusia sekolah SD hingga SMA. Meski demikian, sebagian dari mereka sudah tidak bersekolah sejak masih di Myanmar.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah menuturkan, masalah pendidikan bagi anak-anak pengungsi Rohingya sedang dibahas.

"Persoalan itu sedang kita bahas, koordinasikan, dan musyawarahkan. Jadi, dalam waktu segera, mereka bisa mengecap pendidikan walaupun di tempat pengungsian," katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Rohmatin Bonasir, Senin (25/5/2015).

"Bagaimana mekanismenya sedang kami atur," ujarnya.

Mekanisme itu, lanjut dia, termasuk mempertimbangkan menggabungkan mereka ke dalam sekolah-sekolah yang ada. Akan tetapi, kemungkinan itu terhambat kendala bahasa sebab mereka tidak bisa berbahasa Indonesia yang menjadi medium komunikasi di sekolah-sekolah formal.

Untuk saat ini, sejumlah lembaga sosial mulai melakukan pendampingan di lokasi-lokasi pengungsian, antara lain memberikan pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

"Kebetulan ada anak yang usianya 17 tahun fasih berbahasa Inggris. Jadi, dia menjembatani komunikasi kami dengan anak-anak Rohingya. Di samping itu, kita menggunakan bahasa isyarat," tutur Asep Beny, direktur manajemen bencana Dompet Dhuafa.

"Ketika belajar memasak, kami contohkan kepada adik-adik remaja putri bagaimana memasak tanpa berbicara, tetapi mereka mencontoh dengan baik dan hasilnya luar biasa," kata Asep Beny yang melakukan pendampingan pengungsi di Langsa.

Indonesia telah bersedia menampung lebih dari 1.000 pengungsi Rohingya di Provinsi Aceh selama satu tahun asalkan mereka kemudian dipulangkan atau ditempatkan ke negara lain.

Adapun migran Banglades, 720 orang, akan dipulangkan setelah dokumen perjalanan dikeluarkan bagi mereka.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com