Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Untung Kami Semua Masih Sempat Menyelamatkan Diri..."

Kompas.com - 15/05/2015, 12:22 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


SIAU, KOMPAS.com — Seminggu pasca-letusan dahsyat gunung api Karangetan di Pulau Siau, suasana di Dusun Kola-Kola, Bebali, Kecamatan Siau Timur, seperti desa mati. Material vulkanik seperti debu dan batu menutupi hampir seluruh wilayah dusun itu.

"Beruntung, sewaktu kejadian kami semua masih sempat menyelamatkan diri, lari ke arah bawah," ujar Kaleb, warga Kola-Kola yang ditemui saat dirinya mengecek keberadaan rumahnya, Jumat (15/5/2015).

Rumah Kaleb merupakan salah satu rumah yang mengalami rusak parah akibat terjangan material vulkanik. Rumah permanen yang cukup besar itu roboh lalu tertimbun batu dan abu. Keluarga Kaleb beserta warga Dusun Kola-Kola lainnya kini ditampung di lokasi pengungsian yang ada di Ulu.

Di samping merusak bangunan rumah warga, erupsi Karangetang juga menghanguskan ratusan pohon pala serta tanaman kelapa yang ada di dusun itu.

"Jelas dengan kondisi ini dusun kami tidak bisa lagi ditempati, kami berharap pemerintah memikirkan relokasi bagi kami ke tempat yang lebih aman," ungkap Kaleb.

Hingga kini, luncuran lava pijar serta material vulkanik terus teramati dari kawah Karangetang. Ancaman baru kini mengintai warga yang tinggal di kaki Karangetang, jika hujan turun.

Ketua Pos Pengamatan Karangetang Yudia Tatipang mengatakan, apabila curah hujan masih sering terjadi atau mengguyur di kawasan Karangetang, maka potensi lahar dingin sangat besar terjadi.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sitaro Bob Wuaten mengharapkan warga di kawasan Karangetang dan yang bermukim di bantaran kali tetap hati-hati dan membatasi aktivitas saat hujan turun. Gunung Karangetang setinggi sekitar 1.400 meter telah berstatus siaga sejak 3 Juli 2014.

Aktivitas vulkanik terpantau sejak 18 April dan terus berlangsung hingga memunculkan guguran lava pijar dan awan panas pada 7 Mei lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com