Dalam petisi yang ditandatangani 22 pegawai Puskesmas Kalongan tersebut menyebutkan, bahwa sikap Kepala Puskesmas yang sering mengintervensi dan intimidasi karyawan sehingga berujung terhambatnya kinerja karyawan dan pelayanan kepada masyarakat.
Kepala Puskesmas dinilai sangat arogan saat mengambil keputusan. Bahkan kerap menyampaikan pesan singkat yang bernada ancaman dan juga berbau SARA yang membuat pegawai tidak nyaman. Sehingga para pegawai menghendaki agar Kepala Dinas Kesehatan dapat menindaklanjuti permasalahan tersebut.
“Pegawai Puskesmas menyampaikan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan kepala Puskesmas Kalongan periode Februari 2015 hingga sekarang berikut bukti-buktinya. Dari pengakuan para pegawai yang menandatangani petisi tersebut jelas itu sebuah arogansi pemimpin kepada bawahannya,” kata Koordinator LSM Gerakan Masyarakat Peduli Amanat Reformasi (Gempar) Jateng, Wijayanto, Selasa (12/5/2015).
Salah satu bukti yang disampaikan kepada Gempar, imbuh Wijayanto, adalah capture pesan singkat dr.Ga kepada salah satu karyawan Puskesmas Kalongan, diantaranya berbunyi
"...menghadap saya, karena bendahara ini orangnya masih belum transparan, masih dikendalikan bu "h". saya mau perubahan.secara pribadi saya mau ada orang kristen duduk jadi bendahara ini ..."
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, dr. Gunadi mengatakan, dalam waktu dekat akan memanggil pegawai dan Kepala Puskesmas Kalongan untuk didengar penjelasannya. Selain itu pihaknya akan melakukan langkah pembinaan.
“Mungkin karena itu pimpinan baru jadi memang baru tahap penyesuaian. Untuk lebih jelasnya, saya akan panggil pegawai dan kepala Puskesmas, saya ingin tahu sebenarnya yang terjadi seperti apa,” kata Gunadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.