"Kami masih terus melakukan pemantauan atas semburan lumpur itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nganjuk Soekonjono saat dihubungi, Kamis (7/5/2015).
Semburan itu mulai terungkap pekan lalu. Lokasinya berada di pekarangan sebelah barat bangunan sekolah dan hanya berjarak sekitar lima langkah dari ruang kelas keterampilan siswa.
Lubang semburan diperkirakan berdiameter antara 10-15 sentimeter. Meski volume lumpur semburan relatif kecil dan intensitas semburan yang tidak menentu serta lumpur yang tidak berbau gas, fenomena itu cukup membuat khawatir karena tanah di sekitar lokasi semburan diketahui turut mengalami amblas. Penurunan tanah mencapai 25 sentimeter.
"Oleh sebab itu, pihak polres memasang garis polisi untuk mengantisipasi keamanannya," imbuhnya.
Pihak BPBD mengaku hingga saat ini tidak mengetahui pasti penyebab semburan itu. Hanya saja, dari pengamatan lapangan, dugaan awal adalah tekanan yang berasal dari air bawah tanah yang mengalami peningkatan kapasitas karena intensitas hujan yang cukup tinggi mengguyur wilayah Nganjuk belakangan ini.
Dugaan tentang air bawah tanah itu mencuat setelah ditemukannya aliran air dari pipa yang tertanam dalam tanah. Pipa yang berada tidak jauh dari lokasi semburan itu merupakan pipa pengeboran air yang sudah tidak terpakai. Pihak BPBD Nganjuk menyatakan telah melaporkan temuan itu pada bagian ESDM untuk penelitian lebih lanjut.
"Semoga hasilnya cepat keluar sehingga ada penanganan lebih lanjut," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.