Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Subaidah, 10 Tahun Stroke tapi Luput dari Bantuan Pemerintah

Kompas.com - 17/04/2015, 13:08 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL, KOMPAS.com - Kepala Desa Karangmulyo Pegandon, Kendal, Jawa Tengah, Sudargo, mengaku tidak tahu, mengapa warganya, Subaidah (65), tidak mendapat bantuan dari Pemerintah untuk masyarakat miskin.

Subaidah tak menerima Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), maupun Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Padahal, secara kasat mata, Subaidah adalah warga miskin, tinggal di rumah orang, menderita sakit stroke, dan dirawat oleh anaknya yang kaki kirinya cacat sejak lahir.

Menurut Dargo, ketika melakukan pendataan masyarakat miskin pada tahun 2011, Subaidah termasuk warga yang didata. “Pada tahun 2011, warga miskin yang kami data dan disetorkan ke Pemerintah, ada 300 KK. Namun entah kenapa dan bagaimana cara memverifikasinya, yang mendapat bantuan dari Pemerintah hanya 180 KK,” kata Dargo, Jumat (17/4/2015).

Dargo mengaku sudah kembali melakukan pendataan warga miskin yang ada di wilayahnya. Jumlahnya ada 500 KK. Data itu sudah diserahkan ke Dinas Sosial setempat. Dia berharap semuanya bisa mendapat bantuan dari Pemerintah. “Kasihan, kalau di antara mereka ada yang tidak mendapat,” ujar Dargo.

Terkait dengan temuan itu, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti memandang perlu dilakukan pendataan ulang warga miskin. Widya berharap, verifikasi yang dilakukan benar-benar valid dan tidak salah sasaran.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Subaidah sudah 10 tahun terkena sakit stroke. Semua kegiatan janda dua anak itu, dilakukan di dipan yang dijadikan tempat tidur. Baik itu makan, minum, mandi, buang air besar atau kecil sekalipun.

Setiap harinya, Subaidah, dirawat oleh anak sulungnya Sumuhurti (42), yang mempunyai cacat kaki bawaan sejak lahir. Kalau berjalan, Sumuhurti, menggunakan tongkat kayu.

Sedangkan, anak lelaki Subaidah, Eko Yulianto (37), jarang pulang ke rumah. Sebab anak nomer duanya itu, mengalami gangguan jiwa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com