Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Papua: Ada Kelompok Pemeras Para Penambang Emas

Kompas.com - 15/04/2015, 20:19 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis


JAYAPURA, KOMPAS.com – Kepolisian Daerah Papua membenarkan adanya sekelompok orang bersenjata api yang melakukan pemerasan terhadap para pendulang tradisional di aliran Sungai Degeuwo, Baya Biru, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai. Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua, Kombes Patrige Renwarin mengatakan kejadian pemerasan oleh kelompok bersenjata diketahui setelah ada beberapa pendulang yang berhasil melarikan diri dan melaporkan kejadian ke Pos Polisi Bogobaida.

Menurut Patrige, belasan orang bersenjata tersebut mendatangi para pendulang di aliran Sungai Degeuwo, pada hari Minggu (12/4/2015) lalu dan meminta sejumlah uang dan emas dari para pendulang dan pengusaha penadah emas di Baya Biru.

“Dari laporan Kapolres Nabire, kelompok bersenjata ini meminta uang dan emas serta merampas barang-barang milik pendulang. Kabarnya mereka mencari dana untuk perayaan 1 Mei,” ungkap Patrige di Mapolda Papua, Rabu (15/4/2015).

Mengenai ancaman pembunuhan terhadap para pendulang jika tak memberikan uang dan emas hingga Rabu (15/4/2015), Patrige mengaku belum mendapat informasi. Patrige mengaku pihaknya agak kesulitan mencapai lokasi pertambangan rakyat yang terletak ditengah hutan.

“Jarak dari Pos Polisi terdekat dengan lokasi tambang membutuhkan waktu 1 hari jalan kaki. Kemungkinan kelompok ini sudah berpindah karena mereka khawatir aparat akan datang dan mereka juga sudah merampas barang dan uang serta emas dari para pendulang,” ungkap Patrige.

Kepolisian Resort Nabire, menurut Patrige masih melakukan penyidikan untuk mengidentifikasi kelompok bersenjata yang melakukan pemerasan tersebut. “Kalau kelompok itu mencari dana untuk 1 Mei, kemungkinan mereka itu kelompok kriminal bersenjata namun tidak menutup kemungkinan ada kelompok bersenjata lain di luar kelompok itu,” jelas Patrige.

Dari dugaan sementara, jelas Patrige, kemungkinan pelaku adalah kelompok kriminal bersenjata dari Paniai pimpinan John Magai Yogi. Dari modus pemerasan, kemungkinan kelompok ini adalah kelompok yang sama yang membakar 3 buah ekskavator milik PT Modern, 30 Maret lalu.

“Kemungkinan kelompok ini sama dengan pelaku pembakaran tiga ekskavator milik PT Modern, Sebelum kejadian pelaku juga meminta sejumlah uang namun tidak dipenuhi pihak perusahaan. Dari jeda waktunya, ada waktu bagi mereka untuk berpindah ke Baya Biru,” ungkap Patrige.

Menurut sumber Kompas.com, kelompok bersenjata yang melakukan pemerasan terhadap para pendulang di Baya Biru membawa 11 pucuk senjata, masing-masing 3 pucuk senjata api laras pendek jenis FN, dan 8 pucuk senjata api laras panjang, masing-masing 1 pucuk senjata SPR, 1 pucuk AK47 dan 6 pucuk M16.

Di lokasi pendulangan emas tradisional Baya Biru yang terletak di aliran Sungai Degeuwo, Distrik Bogobaida menjadi tempat mencari nafkah kurang lebih 100 hingga 150 orang pendulang tradisional. Menurut Patrige, aksi pemerasan terhadap mereka sudah terjadi beberapa kali dan bahkan pada 2012 lalu, sempat terjadi baku tembak antara aparat dengan kelompok kriminal bersenjata di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com