Gubernur Pastika mengajak seluruh masyarakat untuk bersama sama menjaga kedamaian jagat sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan antara manusia dan Tuhan, manusia dan lingkungan, serta manusia dan manusia. "Inilah filosofi Tri Hita Karana," kata Gubernur Pastika di Karangasem, Jumat (20/3/2015).
Mantan Kepala Polda Bali ini menambahkan, di Tahun Baru Saka ini agar seluruh masyarakat Bali khususnya umat Hindu untuk memasuki dan menyongsongnya dengan penuh kesucian hati, ketulusan, dan kejujuran dalam mengabdikan swadarmanya.
"Mari umat Hindu di Bali khususnya untuk memasuki tahun baru Saka ini dengan kesucian hari, tulus dan jujur mengabdi baik kepada keluarga, masyarakat bangsa dan negara," tambah dia.
Upacara yang dilaksanakan rutin setiap satu tahun sekali ini dipimpin tiga Sulinggih, yakni Ida Pedanda Gede Wayahan Tianyar dari Grya Menara Sidemen, Ida Pedanda Gede Dwija Nugraha dari Grya Budakeling, dan Ida Rsi Hari Dantam dari Grya Tumbak Bayuh Badung.
Dalam upacara yang menggunakan Caru Manca Kelud (jenis banten untuk ritual) tersebut turut hadir Bupati Karangasem dan pemedek (umat Hindu) yang kebetulan tangkil (datang) ke pura Besakih untuk sembahyang.
Tidak hanya itu, Gubernur Pastika sempat menyapa wisatawan asing yang berkunjung ke Pura Besakih melihat langsung umat Hindu saat sembahyang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.