Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tahun Hilang Kontak, TKW Asal Konawe Akhirnya Kembali

Kompas.com - 18/03/2015, 14:54 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Luapan kebahagiaan terlihat jelas di wajah Muliartin (42), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Tawarolondo, Kecamatan Wonggeduku, Konawe, Sulawesi Tenggara yang bekerja di Arab Saudi.

Muliartin tak kuasa menahan tangis, saat bertemu dengan keluarga yang telah menunggu kedatangannya di Bandara Haluoleo, Kendari.

Selama hampir empat tahun, dia dilarang majikannya untuk menghubungi keluarganya di Indonesia. "Saya dilarang berkomunikasi dengan keluarga, handphoneku diambil sama majikan," tutur Muliartin di Badan Eksekutif Komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Kendari, Rabu (18/3/2015).

Di Kota Thaib Hawiyah, Arab Saudi, dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Ahmad Jarala, seorang guru, sejak April 2012. Sejak saat itu, Muliartin merasa tertekan. Ditambah lagi, dia bekerja seorang diri di rumah berlantai empat.

Sejak itu, Muliartin mengaku sangat tersiksa. Dia tidak dapat berkomunikasi dengan empat anak dan suaminya. Segala cara pun dicobanya untuk menghubungi keluarganya di Konawe. “Gajiku ditahan dan majikannya berjanji membayarkannya sekaligus, tapi pada saat itu saya tidak tahu sampai kapan dia akan membebaskan saya untuk kembali ke Indonesia," kata dia.

Muliartin mengaku harus bekerja seorang diri dalam rumah tanpa kenal waktu. Namun begitu, ia tetap berdoa dan tak berhenti berharap untuk bisa kembali ke Tanah Air. "Pokoknya bekerja non stop, mulai bangun jam lima subuh sampai malam. Saya curi-curi waktu untuk tidur," kata dia.

Selama bekerja dengan Ahmad Jarala, kata Muliartin, dia diperlakukan dengan baik, tanpa penyiksaan. Kepulangan Muliartin ini berkat bantuan BEK-SP Kendari yang berupaya mencari jejak Muliartin yang berkomunikasi dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Arab Saudi.

Ketua BEK-SP Kendari, Sulhani mengatakan, proses pencarian Muliartin sangat sulit, karena majikannya Ahmad Jarala tidak mau mengakui telah memperkerjakan Muliartin. Dia berhasil dipulangkan setelah BEK-SP terus mendesak BNP2 TKI dan KJRI di Arab Saudi.

"Hampir tiga tahun kita mencari jejaknya buruh migran ini, akhir bisa ditemukan. Muliartin ternyata tetap bekerja sama Ahmad Jarala," ungkap dia.

Sulhany menjelaskan, Muliartin tercatat sebagai TKI di Arab Saudi, di Dinas Tenaga Kerja di Kabupaten Konawe. Dia berangkat melalui PT. Dinasti Insan Mandiri yang berkantor di Kabupaten Konawe.

Kontrak Muliartin sebagai TKW berakhir pada Agustus 2013 lalu. Selama empat tahun di Arab Saudi, hanya tiga bulan pertama dia mengirimi uang untuk anak dan suaminya sejumlah Rp 5,5 juta, yaitu pada tanggal 2 Februari 2012.

Keberangkatan Muliartin sebagai TKW karena desakan ekonomi keluarga, sehingga dia berani meninggalkan anak dan suaminya untuk mengadu nasib di Arab Saudi. "Pekerjaan kami hanya buruh tani di perusahaan perkebunan sawit di Konawe, tidak cukup membiayai kebutuhan keluarga," tutur Azis, suami Muliartin.

Dia pun sempat melarang istrinya untuk berangkat sebagai TKW, tetapi Muliartin berkeras untuk pergi. "Saya sudah kasih tau dia, risiko kerja sebagai tenaga kerja sangat berat. Jadi jangan salahkan saya kalau ada masalah nanti di belakang, dia tetap mau berangkat," ujar dia.

Selama hilang kontak dengan istrinya, Azis mengaku telah berkali-kali menemui sponsor yang memberangkatkan ibu empat anak tersebut. Tetapi keluarga tidak mendapatkan respons positif. Azis menceritakan, awalnya Muliartin berangkat ke Jakarta pada tanggal 29 April 2011.

Setelah tiba di Jakarta, Muliartin menelepon dan memberitahukan keberadaannya. Lalu dia berangkat ke Arab Saudi. Tiba di Kota Taib, Arab Saudi, tiga bulan dia bekerja, pada tanggal 2 Februari 2012 istrinya menelepon bahwa dia mengirim uang sebanyak Rp 5,5 juta melalui nomor rekening tetangga.

“Dan pada bulan April 2012, dia menelepon lagi menanyakan kalau uang yang dia kirim sudah diterima atau belum. Dan itu, kontak terakhir dengan istriku, sampai akhirnya ditemukan,” ungkap dia lirih.

Azis sangat berterima kasih dengan pihak SP dan beberapa lembaga yang telah berhasil memulangkan istrinya ke Indonesia. Kini Muliartin dapat berkumpul kembali bersama suami dan buah hatinya Vera (7) yang sudah masuk kelas 1 SD.

Gaji yang diberikan majikannya, sebesar sekitar Rp 113 juta akan dijadikan modal keluarganya untuk membangun usaha. "Kami akan buat usaha dari gajinya istri dan tidak akan mengizinkan lagi dia berangkat sebagai TKW," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com