Foto dan data tersebut diperoleh dari Kantor Imigrasi Kelas I Solo, Senin (9/3/2015). Selain ketiga orang tersebut, kantor imigrasi juga memproses pembuatan paspor atas nama Soraiyah Cholid, Utsman Hafid dan Atikah Hafid.
Kepala kantor Imigrasi Kelas I Solo, Djarot Sutrisno, membenarkan bahwa pada tanggal 6 Oktober 2014, satu keluarga terdiri dari enam WNI tercatat dalam daftar orang hilang di Turki yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan.
Secara detail, Djarot menjelaskan bahwa keluarga Hafid dan isteri, Soraiyah, serta ketiga anaknya, Hamzah, Utsman dan Atiqah, mengurus terlebih dahulu. Setelah itu, pada tanggal 8 Oktober 2014, Fauzi Umar Salim, kakak kandung Hafid, datang untuk membuat paspor.
"Sesuai data yang ada, benar bahwa keenam WNI membuat paspor di Solo, dan datanya masih kami miliki," katanya saat ditemui di kantornya di Jalan Adisucipto pada hari Senin (9/3/2015).
Djarot menambahkan bahwa petugas Imigrasi tidak menanyakan secara detail maksud tujuan mereka ke Turki.
"Karena apabila sesuai prosedur dan lengkap serta tidak termasuk kategori orang yang dilarang ke luar negeri, langsung kami layani," ujarnya.
Sementara itu, di tempat berbeda, kakak kandung Fauzi dan Umar, Muhammad Arif, menjelaskan bahwa kedua adiknya sudah merencanakan lama ingin pergi ke Turki untuk wisata dan bisnis. Namun tidak menyinggung soal ISIS atau organisasi tertentu.
"Oh iya, sudah kira kira setahun lalu direncanakan ingin pergi rombongan ke Timur Tengah. Selain karena bisnis juga wisata dan mengunjungi sejumlah kerabat," kata Arif saat jumpa pers di Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Pihak keluarga hingga saat ini masih mencari kepastian keberadaan enam anggota keluarga mereka. Dan mereka membantah keluarga mereka bergabung dengan ISIS di Suriah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.