Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Polisi Ditahan karena Keroyok Warga hingga Tewas

Kompas.com - 28/01/2015, 15:38 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Dua anggota polisi berpangkat Brigadir Dua (Bripda) ditetapkan sebagai tersangka kasus pengeroyokan yang mengakibatkan La Salimu (39) tewas di depan Taman Wisata Teluk (TWT), salah satu tempat hiburan malam yang terletak di Jalan Edy Sabara Kendari.

Kedua pelaku bertugas di Polda Sultra. Korban merupakan warga Kelurahan Gunung Jati, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dan bekerja sebagai sekuriti di TWT. Salimun sempat mendapat perawatan di dua rumah sakit sebelum ia menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu (24/1/2015).

Kapolres Kendari AKBP Ilham Saparona menjelaskan, dua tersangka berinisial RD dan ER telah ditahan di sel Polres Kendari.

"Benar dua orang pelakunya anggota polisi, tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus pengeroyokan ini. Kejadianya Jumat (16/1/2015) pukul 03.00 Wita setelah keduanya selisih paham dengan korban di TWT Kendari," ungkap Ilham, Rabu (28/1/2015).

Ilham mengatakan, awalnya mereka cekcok, kemudian korban mengeluarkan parang dan melukai salah seorang pelaku.

"Setelah itu, beberapa pelaku melakukan pengeroyokan. Korban jatuh, lalu dilarikan ke rumah Sakit Santa Ana Kendari," terangnya.

Kapolres menambahkan, Salimu memilih dirawat di rumahnya. Setelah itu, dia menjalani operasi di Rumah Sakit Bahteramas Kendari hingga akhirnya meninggal.

"Dalam kasus ini ada 20 orang saksi yang kita mintai keterangan, kedua tersangka dikenakan pasal 170 KUHP dengan ancaman hukuman 9 tahun penjara," imbuhnya.

Dikeroyok

Simon, keluarga korban menuturkan, sekitar 10 orang pelaku telah menunggu korban di depan TWT setelah mereka cekcok di dalam tempat hiburan malam itu.

"Korban lalu dikeroyok hingga jatuh terkapar, saksi melihat ada orang yang menganiaya dan menginjak-injak Salimun," terang Simon, Rabu (28/1/2015) sore.

Akibat kejadian itu, kata Simon, korban mengalami luka dalam yang cukup parah di beberapa organ tubuhnya.

"Hasil visum dokter luka pada kantong kencing, kemaluannya masuk dalam, isi dalam perutnya juga luka. Korban diinjak-injak belasan orang yang diduga polisi. Dia dirawat di rumah sakit seminggu sebelum akhirnya meninggal," terangnya.

Simon mendesak polisi serius mengusut kasus ini dan segera menangkap seluruh pelaku. Dia juga meminta agar tempat hiburan malam itu ditutup karena sudah banyak kasus kriminal yang menyebabkan nyawa melayang.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com