Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama 9 Bulan Sihatul Koma, Suaminya Cari Dana Jual Kopi di RS

Kompas.com - 15/01/2015, 11:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Suhendi (29) terlihat tegar berdiri di samping jasad istrinya, Sihatul Alfiah, tenaga kerja wanita asal Banyuwangi yang sebelumnya koma dan dirawat sembilan bulan dirawat di ruang ICU RSUD Blambangan, Banyuwangi. (Baca: Koma 16 Bulan, TKW yang Disiksa di Taiwan Meninggal)

Sebelumya, wanita asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi ini sempat koma dan dirawat di Taiwan sejak 22 September 2013. Kepada Kompas.com, Suhendi mengatakan sudah mengikhlaskan kematian istrinya yang telah memberikannya satu putra.

"Saya ikhlas. Saya sudah mengupayakan yang terbaik untuk istri saya. Saya juga kasihan melihat dia menderita tidak bisa melakukan apa-apa. Yang penting sudah bisa merawat sampai dia pergi," kata dia dengan suara pelan.

Suhendi pun mengaku, sebelumnya ia sempat membuat surat resmi kepada pihak rumah sakit untuk meminta agar istrinya dibawa pulang dan di rawat di rumah. Namun ternyata, kondisi istrinya semakin lama semakin memburuk. Surat tersebut ia ajukan pada 9 November 2014 lalu.

"Saya sudah merasakan jika istri saya tidak akan ada kemajuan tapi saya masih punya harapan walaupun harapan itu kecil sekali," kata dia.

Sejak dirawat di ICU Rumah Sakit Blambangan, otomatis Suhendi tidak bekerja. Saat mengetahui istrinya koma, Suhendi bekerja di Malaysia dan memilih pulang ke Indonesia. Ia lalu kost di dekat Rumah Sakit agar bisa memantau kesehatan istrinya selama 24 jam.

"Saya tidak mau jauh dari Uul. Saya mencintai Uul. Sudah banyak yang ia korbankan untuk keluarga," tutur dia.

Demi bertahan hidup, Suhendi memilih berjualan kopi di lingkungan rumah sakit. Pembelinya selain pengunjung rumah sakit juga beberapa pegawai terutama yang bertugas malam hari. "Saya dapat izin dari rumah sakit untuk jualan kopi di sini. Biasanya saya bawa termos sendiri dari kost. Apapun saya kerjakan asalkan menghasilkan untuk beli peralatan yang dibutuhkan Uul seperti 'pampers'. Selain itu dengan jualan kopi di sini saya kan enggak jauh-jauh dari Uul," ungkap dia.

Suhendi mengaku terakhir kali menemani istrinya sekitar jam 12 malam, selepas ia berjualan kopi. Lalu ia pulang ke kost untuk berganti baju. Ia sempat berpesan kepada penjaga ruang ICU untuk menelponnya pagi-pagi agar ia tidak kesiangan untuk menjaga istrinya.

"Saat petugas telpon saya pikir hanya untuk membangunkan saya, tapi ternyata mengabarkan jika istri saya sudah meninggal," kata dia sambil bernafas berat.

Terkait hak-hak Sihatul, Suhendi mengaku semuanya sudah terpenuhi kalau pun ada yang belum ia mengaku mengikhlaskannya. "Uul sudah enggak ada, saya ndak menuntut apa-apa," kata dia.

Dia mengaku santunan yang diperoleh saat Sihatul pulang ke Indonesia dibelikan sawah agar bisa dikelola sebagai biaya hidup sehari-hari. "Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang selama ini mendukung kesembuhan istri saya terutama pada pihak rumah sakit. Kami sudah seperti saudara," tambah dia.

Berduka
Sementara itu, Alam Sudrajat, Kepala Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ikut berduka cita atas meninggalnya Sihatul.

"Pemerintah sudah memberikan yang terbaik kepada Sihatul Untuk anaknya akan mendapatkan beasiswa sekolah hingga ia lulus SMA. Dan itu sudah menjaid komitmen," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Sihatul yang koma sejak 22 September 2013 mendapatkan santunan sebesar 680 ribu dollar Taiwan atau senilai Rp 258 juta yang terdiri dari biaya pemulangan dari Taiwan ke Banyuwangi sebesar 400 dollar Taiwan, dan santunan uang tunai 280 dollar Taiwan.

Biaya pemulangan ditanggung oleh majikan Sihatul di Taiwan. Sihatul Alfiah binti Tukiman, pemegang paspor nomor AR 912951 adalah TKI yang diberangkatkan PT Sinergi Bina Karya pada tanggal 12 Mei 2012 sebagai care taker pada pengguna jasa bernama Huang Deng-Jin dan beralamat No. 27 LN 42 Jian An ST Liouying Dist Tainan City 73656 Taiwan, dan agensinya bernama Double Lucky Manpower Co, Ltd, Chia Yi City Roc.

Almarhum bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City. Ia harus mengurus 300 ekor sapi perah seorang diri mulai pukul 03.00 hingga pukul 22.00 waktu setempat. Sihatul sempat dirawat di Chi Mei Medical Center di Liouying Taiwan lalu dipindahkan ke Panti Jompo di Min An Road Distrik Baihe Kota Tainan.

Berdasarkan pemeriksaan kesehatan sempat ditemukan luka benturan di bagian kepala Sihatul, akibat benda tumpul. Sihatul akhirnya dipulangkan ke Indonesia pada Rabu (7/5/2014) dan dirawat di ruang ICU RSUD Blambangan hingga dinyatakan meninggal pagi tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com