Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Pengangkatan Badan AirAsia QZ8501 Diminta Berhati-hati

Kompas.com - 15/01/2015, 08:26 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, meramalkan cuaca hari ini akan turun hujan di sebelah timur dan selatan wilayah pencarian pesawat AirAsia QZ8501. Selain itu, di tempat ditemukannya badan atau main body AirAsia diprediksi hujan hingga siang hari ini.

"Di lokasi temuan badan pesawat sendiri saat ini sedang hujan dan potensinya masih akan bertahan sampai siang ini," tutur Kepala Stasiun BMKG Pangkalan Udara Iskandar, Lukman Soleh Hakim, Kamis (15/1/2015).

Menurut Lukman, berdasarkan gambar citra radar yang ia peroleh, hujan di tempat badan AirAsia diperkirakan tidak sampai mengganggu kegiatan pengangkatan badan pesawat dan evakuasi jenazah. Menjelang penghujung siang, cuaca pun disebut Lukman masih memungkinkan untuk melakukan operasi tersebut.

"Tetapi bagi tim evakuasi agar berhati-hati karena hari ini hujan sangat potensial di beberapa wilayah di sektor pencarian," tambah Lukman.

Kondisi gelombang laut diramalkan berkisar dari 1,5 sampai 2,5 meter, dengan kecepatan arus 10 sampai 40 sentimeter per detik. Angin dari arah barat berhembus dengan kecepatan permukaan 10 sampai 20 knot. Di beberapa tempat pun ada pembentukan awan kumulonimbus.

Badan SAR Nasional (Basarnas) telah menyiapkan skenario evakuasi badan pesawat AirAsia. Temuan tersebut berdasarkan gambar hasil tangkapan Remotely Operated Vehicle (ROV) kapal Singapura, RSS MV Swift Rescue, di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Menurut Direktur Operasional Basarnas, Marsekal Pertama SB Supriyadi, langkah pertama adalah tim penyelam mengkalkulasi luas dan berat badan pesawat yang telah tertimbun lumpur itu. Selanjutnya, sebelum pengangkatan, tim penyelam mengikat sekeliling badan pesawat semisal dengan tali sling. Sedangkan jenazah di badan pesawat direncanakan akan dievakuasi satu per satu untuk mengantisipasi agar tidak terbawa oleh arus.

"Kalau main body enggak bisa langsung angkat. Pertama, mayatnya dievakuasi satu per satu. Nanti kami siapkan kerekan dari atas, angkat satu per satu, lalu (jenazah) dimasukkan ke dalam kantong dulu biar enggak terbawa arus. Nanti orangnya bisa bergantian menyelam biar cepat," tutur Supriyadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com