Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Diserang di Sabang, Ratusan Wisatawan Batalkan Kunjungan

Kompas.com - 07/01/2015, 19:14 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis


BANDA ACEH, KOMPAS.com — Ratusan turis asing dilaporkan membatalkan kunjungannya ke Pulau Weh, Sabang, Aceh, terkait kasus kekerasan yang menimpa sejumlah wisatawan pada pengujung tahun 2014 lalu.

Operator wisata dari biro wisata keliling Aceh, Hasbi Azhar, menyesalkan adanya insiden pengusiran terhadap wisatawan dengan cara yang tidak bijaksana.

"Kita sangat menyayangkan kasus kekerasan ini terjadi. Harusnya pemerintah bisa berperan untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. Kalau tidak, justru akan mengganggu iklim pariwisata di Aceh secara menyeluruh," kata Hasbi Azhar, Operator Biro Jasa Wisata Keliling Aceh, Rabu (7/1/2015).

Isu kekerasan terhadap turis ini telah menyebar di kalangan pelaku turisme di Aceh dan juga wisatawan domestik maupun internasional.

Menurut Hasbi, kekerasan terhadap turis di Sabang menimbulkan efek domino bagi kawasan wisata lainnya di Aceh karena Sabang merupakan representasi dari pariwisata Aceh. Para wisatawan menjadi ragu untuk berkunjung ke daerah lain di Aceh karena merasa tidak nyaman dan aman.

"Padahal, kawasan wisata di Aceh itu bukan hanya Sabang saja. Namun, karena orang luar hanya tahu Sabang, orang jadi tidak mau datang ke Aceh," kata Hasbi.

Kekerasan ini juga menjadi ancaman serius bagi turisme di Aceh secara menyeluruh. Selain itu, dikhawatirkan dapat mengganggu ekonomi masyarakat yang berkecimpung dan pelaku usaha di bidang wisata secara menyeluruh.

"Pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelamatkan layanan wisata di Aceh karena sektor wisata kini merupakan salah satu andalan perekonomian di Aceh saat ini," ujar Hasbi.

Selain turis domestik, pengunjung terbanyak di Sabang adalah turis mancanegara. Mereka umumnya berkunjung ke Sabang sebagai rangkaian dari kunjungan mereka dari Thailand.

Sebelumnya, telah terjadi aksi pengusiran oleh warga lokal terjadi di kawasan wisata Pantai Casa Nemo, Desa Ie Meule, Kota Sabang Aceh, 1 Januari lalu, bertepatan dengan malam pergantian tahun. Wisatawan yang mengunjungi kawasan Guest House Casa Nemo mengadakan perayaan dengan menikmati live music yang ditampilkan oleh band lokal.

Tiba-tiba sejumlah pemuda desa membubarkan paksa perayaan dan permainan musik karena, menurut mereka, sudah ada larangan perayaan malam pergantian tahun oleh pemerintah setempat. Namun, sejam kemudian para pemuda datang dengan jumlah yang lebih ramai dan meminta dengan paksa sambil berteriak agar pengunjung di kawasan Guest House Casa Nemo untuk bubar dan pulang.

Seorang wisatawan domestik mengalami memar akibat terjatuh dan terinjak oleh para pemuda yang bergerak dengan cepat itu. Meski kini aktivitas di kawasan Pantai Ie Meule dan Guest House Casa Nemo sudah normal kembali, tetapi kunjungan turis ke lokasi ini menurun drastis.

Dianluca Guidotti, pemilik penginapan Casa Nemo Sabang, mengaku bahwa sekitar 100 turis membatalkan kunjungan ke lokasi wisata yang dikelolanya dengan alasan insiden malam pergantian tahun tersebut.

"Efek dari pengusiran dan gangguan terhadap turis di tempat kami telah mencoreng dan mengganggu iklim turisme di Sabang," kata Guidotti.

Menurut dia, selain ratusan calon wisatawan luar negeri yang membatalkan kunjungannya ke Sabang, banyak juga wisatawan lokal yang memutuskan untuk membatalkan kunjungan mereka karena merasa tidak nyaman dan takut.

"Untuk bulan Januari ini saja, sekitar 100 wisatawan dari Spanyol telah membatalkan kunjungannya ke Aceh karena insiden ini," katanya.

Sementara itu, pihak kepolisian terus melakukan pengusutan terhadap aksi yang dilakukan Pemuda Desa Ie Meule tersebut. Pihak kepolisian menduga bahwa kasus kekerasan ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan perayaan tahun baru, tetapi terkait dengan persoalan pengelolaan parkir antara pemuda setempat dan pemilik penginapan.

"Sebenarnya tidak terjadi kekerasan, tapi penduduk melakukan aksi menakut-nakuti turis saja," kata Kapolres Sabang, AKBP Nurmeiningsih.

Nurmeiningsih berjanji akan berusaha menuntaskan masalah ini dengan segera agar tidak menimbulkan efek yang lebih buruk. NNurmeiningsih mengaku bahwa kasus ini telah membuat kenyamanan turis terganggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com