Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK dan Memorandum Perdamaian di Aceh

Kompas.com - 24/12/2014, 20:56 WIB
Suhartono

Penulis

Sumber KOMPAS
JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengenang 10 tahun bencana gempa bumi berskala 9,3 skala richter yang mengguncang dan disusul dengan tsunami yang memporakporandakan Aceh pada 26 Desember 2004, Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengenang Memorandum yang pernah disampaikannya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada awal tahun 2005.
 
Saat ditanya apa isi memorandumnya yang membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono datang untuk pertama kalinya ke Istana Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan setelah dilantik pada 20 Oktober 2004 silam, Kalla menjawab, "Bacalah 'Ombak Perdamaian'."
 
"Ombak itu berarti gelombang air yang menerjang Aceh dan berujung pada perdamaian Aceh. Itulah, mengapa saya beri judul Ombak Perdamaian untuk buku tersebut," ujarnya kepada Kompas, Rabu (24/12) petang, seusai seharian mengikuti Rapat Terbatas dan Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta.
 
Menurut Kalla atau akrab disapa JK, di situlah detik-detik penyelamatan Aceh dan titik balik tak hanya membangun Aceh yang hancur lebur diterjang ombak setinggi kurang lebih 15 meter, tetapi juga mewujudkan perdamaian Aceh setelah puluhan tahun dilanda konflik dan "perang" dengan pemerintah pusat akibat perlakuan dan kecemburuan di daerah, khususnya Aceh sebagai Serambi Mekah.
 
"Provinsi yang jasanya sangat besar dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan RI dari penjajahan serta sumber daya alam dan migasnya yang dikuras habis, tanpa kompensasi yang adil bagi rakyat Aceh," ujar Kalla.
 
"Ombak Perdamaian" adalah buku yang berbicara tentang Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh setelah Aceh terpuruk dalam jurang kehancurna pasca gempa bumi dan tsunami Aceh. Buku setebal 239 halaman berwarna dengan foto-foto saat peristiwa 10 tahun silam dan foto setelah 10 tahun kemudian rencananya akan diluncurkan Kalla tepat pada peringatan 10 tahun tsunami Aceh, Jumat (26/12) siang di Pendopo Gubernur Aceh di Banda Aceh. Acara peluncuran buku dibarengi dengan makan siang setelah peringatan 10 Tahun Tsunami di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, yang dihadiri lebih dari 30 kepala perwakilan negara-negara donor yang pernah membantu rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.
 
"Saat tsunami terjadi dan saat itu menjadi duka yang mendalam bagi orang Aceh, buat saya tidak. Di situlah ada peluang mengubah keadaan daerah dan rakyat Aceh. Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh, yang kita jalankan kemudian,  tak akan bisa berjalan jika tidak ada landasan perdamaian lebih dulu antara Gerakan Aceh Merdeka dengan pusat," jelasnya.
 
Memorandum ke SBY
 
Dari sisi pandang seperti itulah, Kalla kemudian membuat Memorandum Nomor 02/WP/1/2005, yang isinya tak hanya laporan data korban, kerusakan dan jumlah pengungsi, tetapi gagasan untuk dibarengi upaya pemerintah membuka jalan perdamaian permanen dengan GAM untuk melanjutkan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh.
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tertarik dengan gagasan tersebut. Apalagi, Kalla mengaku sudah membuka komunikasi dengan pimpinan GAM di Swedia lewat mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari untuk membicarakan lebih lanjut upaya perdamaian.
 
Untuk membahas gagasan dan rencana Wapresnya dalam Memorandum tersebut, Presiden SBY pada tanggal 10 Januari 2005, mendatangi Istana yang juga Kantor Wapres di Jalan Medan Merdeka Selatan.
 
"Bagaimana kita bisa membangun Aceh kalau truk semen, pasir dan batu dibajak di tengah jalan? Kalau Bapak Presiden kasih kewenangan untuk menyelesaikannya, saya segera laksanakan," ungkap Kalla seperti tertulis di bukunya.
 
Presiden SBY mengangguk dan akhirnya memberikan persetujuan. Kalla pun bekerja dari kamarnya rumah dinasnya dan kantornya mengkoordinasi perdamaian yang dilakukan para perunding pemerintah yang ditugaskan negara.  Aceh kini memang akhirnya menjadi provinsi yang damai.
 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com