Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Bantuan Pascatsunami di Aceh Belum Berfungsi Optimal

Kompas.com - 22/12/2014, 22:36 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Pemerintah dan masyarakat Aceh akan memperingati refleksi sepuluh tahun Aceh pasca-bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2014. Kegiatan ini juga sebagai ungkapan terima kasih kepada masyarakat Indonesia dan internasional yang sudah membantu Aceh bangkit dari keterpurukan.

Namun demikian, menurut Gubernur Aceh Zaini Abdullah, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah untuk terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan infrastruktur. Satu di antara kendala yang dihadapi adalah bagaiamana mengoptimalkan banyaknya fasilitas bantuan berupa gedung-gedung yang dibangun oleh negara donor dan lembaga non-pemerintah internasonal yang kini banyak di Aceh.

“Saya akui banyak bangunan penting yang dibangun negara donor dan NGO internasional belum digunakan secara maksimal di Aceh, karena banyak alasan,” jelas Zaini Abdullah saat menggelar jumpa pers dengan media di Sekretariat Daerah Aceh, Senin (22/12/2014).

Senada dengan itu, pada kesempatan yang sama, Kepala Bappeda Propinsi Aceh Abubakar Karim mengatakan, tidak berfungsinya banyak gedung dan bangunan yang dihibahkan oleh negara pendonor disebabkan bantuan itu diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Aceh.

“Jadi banyak juga aset yang langsung diberikan ke pemerintah kabupaten/kota sehingga pemerintah yang bersangkutan terkadang ada yang belum mampu memungsikannya dengan baik, sehingga terkesan telantar,” ujar Abubakar Karim.

Misalnya, sebut Abubakar Karim, gedung IT Centre yang dibangun di Kota Banda Aceh.

“Gedung ini cukup bagus dan canggih namun tidak dilengkapi dengan peralatan IT sesuai dengan fungsi gedung, dan pemerintah belum juga bisa melengkapi kegunaan gedung tersebut,” ujar Abubkar Karim.

Kini, sebut Abubakar, pemerintah akan mengupayakan pemanfaatan gedung dan bangunan hasil hibah tersebut.

“Kita akan sesuaikan penggunaannya dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.

Gedung penting lainnya yang terkesan kurang dimafaatkan juga adala bangunan tempat berlindung jika terjadi tsunami, yakni escape building. Sejumlah escape building di Banda Aceh terkesan menjadi gedung tak dipakai karena hanya difungsikan sebagai tempat penyelamatan diri.

“Padahal gedung yang dibangun dengan biaya mahal ini bisa dimanfaatkan sebagai gedung serbaguna, misalnya tempat aktivitas pemuda desa, kegiatan sosial masyarakat dan lain sebagainya,” ujar Samsidik, peneliti TDMRC Aceh.

Saat ini ada enam gedung penyelamatan diri yang dibangun oleh Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias yang didanai oleh negara donor yang berlokasi di Banda Aceh dan Aceh Besar, yang pemanfaatannya masih sangat minim.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com