Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menahan Sakit, Bayi Tanpa Batok Kepala Itu Terus Menangis

Kompas.com - 15/11/2014, 23:19 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Orangtua Ralk Hanan tak menyangka bayinya akan lahir tanpa batok kepala. Pasalnya, Waode Zalna (22), ibu sang bayi mengaku saat hamil hingga melahirkan dalam keadaan normal. Bahkan, ia rutin memeriksa janinnya ke posyandu yang ada di Desa Wakorumba, Kecamatan Wakorumba Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).

“Saat hamil, tidak ada tanda-tanda atau keanehan dalam kandungan. Cuma, saya tidak diimunisasi waktu hamil,” tutur Zalna ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu (15/11/2014) malam.

Namun, kenyataannya berkata lain. Saat buah hatinya lahir dengan bantuan bidan desa, sang bayi tak memiliki tempurung kepala bagian belakang. Zalna bersama suaminya, La Rohi (27) sepakat untuk membawa bayinya dengan menggunakan kapal motor dari Desa Wakorumba menuju Rumah Sakit Umum (RSU) Raha, Kabupaten Muna untuk pemeriksaan lebih lanjut, pada Minggu (9/11/2014).

Hasil pemeriksaan dokter menyatakan kelainan tersebut diakibatkan karena kekurangan asam folat vitamin B 9. Pihak rumah sakit pun merujuk bayi berusia 6 hari itu ke Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sultra di Kendari.

“Dokter menyarankan anak kami dibawa ke Makassar untuk dioperasi, karena di rumah sakit Bahteramas tidak ada dokter ahli bedah syaraf. Ke Kendari saja kami dibantu direktur rumah sakit Raha, apalagi mau ke Makassar Bu, tidak ada biaya, kasihan,” kata Zalna sedih.

Dia bersama suaminya memutuskan untuk kembali ke kampung dan merawat anak keduanya itu sesuai dengan kemampuannya. Sang bayi sering menangis karena menahan sakit akibat batok kepalanya semakin membesar.

“Kepalanya saya pakai bantal dan diganjal pakai kain, tapi dia bisa menangis kalau posisinya tidak tepat. Waktu lahir agak lepes ji kepala belakangnya, sekarang semakin besar,” kata Zalna.

Ia dan suaminya berharap anak mereka cepat sembuh. Untuk itu, ia berharap ada pihak yang tersentuh dan mau membantu kesulitan yang dihadapinya. Karena diakui Zalna, hingga kini pemerintah kabupaten maupun kecamatan belum memberikan bantuan ataupun menjenguk bayinya.

“Kami ini orang tidak mampu, Bu. Penghasilan suamiku sebagai sopir hanya bisa biaya hidup sehari-hari saja. Kalau ada orang mau membantu kami sangat berterima kasih banyak, supaya anakku tidak mengalami kesakitan terus,” ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, karena orangtuanya tak mampu membiayai operasi, Ralk Hanan, bayi yang lahir tanpa batok kepala belakang dan cairan menjulur keluar, terpaksa pulang ke kampung halamannnya di Desa Wokorumba, Kecamatan Wakorumba Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com