Ditembak Polisi "Ngamuk", Kaki Tukang Ojek Ini Diamputasi

"Namanya kami punya keluarga. Saya tidak tega melihat Huzer," kata Khoiri, adik ipar Huzer saat ditemui di HDU Lantai III RS Charitas, Selasa (11/11/2014) kemarin.

Huzer adalah warga Perumnas Griya Mulya, Kelurahan Rimba Asam, Kecamatan Betung. Dia telah menjalani dua kali operasi. Operasi pertama untuk pengambilan peluru dan operasi kedua saat kaki kirinya harus dipotong. "Ikhlas tidak ikhlas, ya harus ikhlas. Lebih baik kehilangan kaki daripada nyawa," ujar Khoiri.

Operasi pertama dilakukan malam hari setelah Huzer tiba di RS Myria, Minggu (2/11/2014) lalu. Namun kala itu ternyata racun sudah menjalar ke tubuhnya. "Naik ke paru-paru, jantung, dan ginjal," kata Khoiri.

Kini, Huzer tahu jika kaki kirinya akan diamputasi. Istrinya yang memberitahu. "Huzer juga sudah ikhlas," kata dia.

Namun, racun yang sudah terlanjur menjalar memaksa Huzer untuk melakukan cuci darah. Dia lantas dirujuk ke RS Charitas. "Senin sore kami pindah kemari," ujar Khoiri lagi.

Khoiri pun merasa Bripka MD tidak memberikan itikad baik. Ia berharap, ada satu atau dua orang yang ikut menunggu, sehingga tahu perkembangan Huzer. "Kalau sewaktu-waktu rumah sakit minta uang, kami tidak perlu pusing. Biar mereka tahu perkembangan Huzer juga," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, aksi brutal seorang polisi dengan menggunakan senajata api terjadi di Banyuasin. Huzer mengalami luka tembak di paha kiri akibat ditembak oleh Bripka MD. MD kalap setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.

Kini Polres Banyuasin sudah menetapkan Bripka MD sebagai tersangka. Polisi mengungkapkan, dengan penetapan tersangka tersebut, Bripka MD ditahan di sal khusus Mapolres Banyuasin. (Baca: Polisi Mengamuk Tembak Tukang Ojek)