Sebelumnya, bentrokan fisik terjadi antara mahasiswa dan polisi selama sekitar satu jam lebih. Ismail datang bersama beberapa pihak di rektorat. Kedatangannya ke lokasi bentrokan bukan untuk menenangkan, melainkan memprovokasi agar mahasiswa melakukan pelawanan.
"Kalau ada gedung kampus yang rusak, polisi harus ganti. Mana Ketua BEM-nya? Kumpulkan semua mahasiswa. Tutup kembali jalan sebelum ada pertanggungjawaban dari polisi," kata Ismail di tengah-tengah kerumunan mahasiswa, anggota Intelkam, dan wartawan.
Mendapat dukungan penuh dari pihak rektorat, ratusan mahasiswa kembali memblokade jalan. Padahal, sebelumnya, beberapa kendaraan berhasil melewati jalan trans-Sulawesi tersebut. Sementara itu, aparat kepolisian terpaksa mundur dan jalan trans-Sulawesi yang kini dikuasai oleh mahasiswa.
Sebelumnya juga, mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) terlibat bentrokan dengan polisi. Petugas terpaksa membubarkan paksa aksi mahasiswa dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda, yang membakar ban bekas dan memblokade Jalan Rappocini.
Bentrokan fisik antara mahasiswa UIT dan polisi tidak berlangsung lama. Polisi terus memberondong mahasiswa dengan tembakan gas air mata dan semprotan air dari kendaran water cannon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.