"Digigit ular mah biasa. Nih lihat tangan saya, banyak bekas gigitan ular," ujar Fasa sambil memperlihatkan tangannya, di kediamannya, Kampung Cibunar, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Kamis (2/10/2014).
Fasa menjelaskan, digigit ular tentunya sakit. Namun, untungnya sampai sekarang, tidak pernah terjadi hal serius terhadap dirinya.
Sang ayah, Atep (42), tetap khawatir meski Fasa sudah lihai beraksi dengan ular. Karena itu, dia selalu mengawasi Fasa ketika bersama ular. "Fasa boleh main dengan ular kalau ada saya. Saya belum berani melepas Fasa sendiri bermain ular tanpa pengawasan," ungkap dia.
Selain itu, Atep melarang anaknya mencari ular. Fasa hanya diperbolehkan main ular yang ada di rumah mereka. Pernah, suatu hari, Fasa menemukan ular ketika akan pergi mengaji. Asep langsung memperingatkan Fasa untuk tidak bermain dengan ular yang ada di alam.
"Sebagai orangtua, saya tetap saja khawatir. Karena meski kita sudah lihai, bahaya tetap mengintai setiap saat," imbuhnya.
Kini, selain sebagai pawang ular, Atep juga membantu orang sakit dengan menjadi dukun atau dokter spesialis pengobatan yang bersumber dari ular. Biasanya, bagian yang diambil ialah darah dan empedu ular.
Dua bagian ini ditambah minuman bersoda atau madu untuk menyamarkan warna dan bau. Namun, khasiatnya tetap sama, bisa mengobati berbagai penyakit, seperti kulit dan asma. "Saya akan menurunkan semua kemampuan saya kepada anak bungsu saya ini," kata dia sambil menunjuk Fasa.
Baca juga: Luar Biasa, Pawang Ular Ini Baru Berusia 6 Tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.