"Sudah dua tahun saya menjadi volunteer memberi makan nyamuk," jelas Muhammad Ali Mahrus saat ditemui di Insektarium EDP Yogyakarta, Jalan Podocarpus, N14, Kamis (25/9/2014).
Ali mengungkapkan, dalam seminggu dirinya dua kali memberi makan satu boks nyamuk yang berjumlah 600 ekor. Jadwal memberi makan adalah hari Kamis dan Jumat.
"Sekitar 15 menit tangan saya digigiti 600 nyamuk. Sebenarnya enggak sampai habis satu tetes darah," katanya.
Kesediaan Ali merelakan lengannya digigit 600 nyamuk dengan alasan kemanusiaan. Sebab, nyamuk tersebut adalah obyek penelitian untuk mengatasi permasalahan demam berdarah dengue (DBD).
"Ini kan demi keselamatan manusia. Totalnya ada 30 orang volunteer yang bertugas memberi makan nyamuk," tandasnya.
Ia mengaku, saat pertama kali lengannya digigit ratusan nyamuk terasa gatal-gatal. Namun, lama-lama dirinya mulai terbiasa.
"Nyamuk satu boks ini sudah seperti anak saya. Kan saya terus yang ngasih makan," ucapnya.
Sementara itu, Warsito Tantowijoyo, PhD, ahli serangga yang juga salah satu tim Eliminate Dengue Program, mengatakan, untuk menjadi calon relawan harus dicek kondisi fisiknya sebelum diterima. Jika kondisi fisiknya sesuai dengan kriteria, maka calon relawan dinyatakan "lulus" untuk memberi makan nyamuk.
"Satu orang satu boks, tidak boleh ganti. Boks juga sudah diberi label nama yang menjadi volunteer," tandasnya.
Ia mengungkapkan, selama ini tidak ada masalah dengan para relawan karena nyamuk yang ada di dalam boks juga sudah diseleksi untuk memastikan tidak mengandung virus dengue.
"Setelah memberi makan juga akan dicek lagi. Kalau terdapat efek di tubuh volunteer seperti demam, maka satu boks nyamuk atau satu koloni akan dimusnahkan," kata Warsito.
Menurut dia, dalam satu boks terdapat 600 nyamuk, terdiri atas 300 betina dan sisanya jantan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.