"Air yang kurang, apalagi sekarang ini musim kemarau sehingga sulit dapat air," kata Kepala Puskesmas Donggo M Ali S.Kep, Rabu (24/9/2014).
Menurut Ali, saat ini puskesmas membutuhkan ketersediaan air cukup banyak. Banyaknya jumlah pasien keracunan yang menderita diare menyebabkan stok air di puskesmas ini cepat habis, karena pasien sering keluar-masuk wc.
Ali mengatakan, pemda telah menurunkan satu tangki bantuan air bersih. Namun penyalurannya tidak maksimal karena volume tandon air yang dimiliki puskesmas terbatas. "Kebutuhan air cukup banyak, tapi volume tandon air milik kami terbatas sehingga cepat sekali habis," kata Ali.
Hingga Selasa malam, korban keracunan nasi tumpeng yang dirawat di Puskesmas Donggo bertambah menjadi 139 orang. 24 orang diantaranya telah dipulangkan karena kondisinya semakin membaik.
Sementara sejumlah pasien yang tinggal di tenda darurat diungsikan ke Kantor Dinas Pendidikan dan Olahraga yang lokasinya dekat dengan Puskesmas Donggo. Hingga kini belum diketahui pasti apa penyebab keracunan.
Warga mengalami gejala keracunan usai memakan nasi tumpeng yang dibagikan saat acara syukuran salah satu warga. Sampel nasi tumpeng dan muntahan korban keracunan, dikirim ke laboratorium di Mataram untuk diteliti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.