Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Solar, Nelayan Aceh Terancam Tak Melaut Berkepanjangan

Kompas.com - 26/08/2014, 17:10 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

ACEH, KOMPAS.com -- Setelah berhenti selama sepekan, akhirnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Lampulo yang menyuplai bahan bakar jenis solar untuk nelayan, beroperasi kembali. Namun kali ini jatah solar tak sebanyak biasanya.

Selasa (26/8/2014) pagi, seratusan kapal nelayan terlihat mengantre untuk mengisi bahan bakar. Sudah sepekan terakhir, sejumlah nelayan di kawasan Lampulo, Banda Aceh ini tak melaut karena tak mendapatkan jatah solar untuk bahan bakar.

Pekerja SPBN bahkan mengaku SPBN tempat dirinya bekerja sempat mendapat ancaman dari nelayan jika tak menjual bahan bakar.

“Akhirnya hari ini Pertamina mengisi bahan bakar tapi cuma mendapat pasokan 6 ton solar,” ujar Din, petugas SPBN Lampulo, Selasa (26/8/2014).

Bahkan, menurut petugas SPBN Lampulo, para nelayan sempat mengancam akan membakar SPBN jika tidak bisa menyediakan solar bagi kebutuhan nelayan. Akhirnya, Selasa pagi Pertamina menyuplai 8 ton solar untuk para nelayan setelah sepekan sebelumnya SPBN ini tak menyediakan solar. Pasokan solar kali ini pun adalah pasokan solar terakhir untuk bulan ini.

Meski sudah mengantre sejak pagi, sejumlah nelayan harus pulang dengan kecewa, karena ada yang tak mendapatkan bahan bakar yang cukup bagi kapal mereka. Petugas mengutamakan sejumlah boat yang sudah sepekan tak melaut dengan mengisi langsung bahan bakar ke tangki kapal.

“Sementara untuk nelayan yang antre pakai jerigen, harus menunggu dan tidak bisa mendapat solar sebanyak yang diinginkan,” jelas Abubakar, seorang pemilik boat.

Petugas SPBN mengaku kesulitan membagikan solar untuk para nelayan yang jumlahnya ratusan. Menurut Abubakar, jangankan saat pasokan solar dibatasi, di waktu-waktu normal pun SPBN Lampulo ini tetap kekurangan solar untuk memenuhi kebutuhan nelayan.

“Rata-rata boat nelayan butuh dua hingga empat ton solar untuk melaut,” ujar Abubakar.

Dengan pembatasan ini, sebut Abubakar, nelayan di kawasan Lampulo, Banda Aceh terancam tak bisa pergi melaut, dan ini mengakibatkan penurunan ekonomi bagi para nelayan.

“Kami selaku nelayan, cuma masyarakat kecil. Kami minta pemerintah bisa memberi kebijakan yang lebih baik, sehingga nelayan dapat menjalani hidupnya normal kembali,” ujar Abubakar.

Putusnya suplai solar ke SPBN di Lampulo membuat masyarakat nelayan menderita. Nelayan mengaku pemerintah lebih baik menaikkan harga solar ketimbang memutuskan suplai solar yang menyebabkan mereka tak bisa melaut.

Sementara itu, sejumlah SPBU di Kota Banda Aceh, terlihat dijaga oleh petugas TNI, untuk mengatur antrean kendaraan yang membutuhkan bahan bakar solar. Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi kerusuhan di antrean kendaraan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com