Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Rp 54 Juta di ATM "Disedot" Pria Misterius

Kompas.com - 25/08/2014, 09:46 WIB
SEMARANG, KOMPAS.com — Uang tabungan seorang nasabah asal Semarang tiba-tiba lenyap terkuras dan hanya tersisa sekitar Rp 50.000. Padahal, pemilik rekening ingat betul saat terakhir kali mengecek saldo tabungannya di sebuah bank swasta di Solo itu masih tersisa sekitar Rp 54 juta.

"Apa yang terjadi pada pertengahan Juli lalu itu membuat saya terkejut bukan kepalang. Uang tabungan dan bonus dari perusahaan tempat saya bekerja itu akan saya pakai untuk membayar cicilan rumah," kata Arif (bukan nama sebenarnya), pemilik rekening, Minggu (24/8/2014).

Kemudian Arif mendatangi bank tersebut untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan tabungannya. Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari supervisor bank, Arif diberitahu bahwa ada transaksi berupa penarikan dan transfer yang dilakukan di sebuah ATM Bersama di depan sebuah rumah makan di Solo.

Transaksi itu dilakukan hanya dalam kurun waktu dua jam, tetapi berbeda hari. Tercatat beberapa transaksi itu dimulai pada 9 Juli 2014 pukul 23.00 hingga 10 Juli 2014 pukul 01.00.

Arif lebih syok lagi ketika supervisor bank itu menyatakan bahwa transaksi tersebut sah. "Kalau yang disebutkan tanggal dan waktu itu, saya sedang tidur terlelap di rumah mertua. Apa mungkin orang tidur terlelap tiba-tiba uang di bank tersedot," keluh dia.

Berdasarkan data rekaman bank menyebutkan, ada transaksi transfer dari rekening Arif ke rekening tak dikenal sebesar Rp 35 juta dan penarikan tunai sekitar Rp 17 juta. Arif lagi-lagi protes karena tidak pernah melakukan transaksi itu. "Kartu ATM saya juga masih ada dan tidak pernah saya pinjamkan kepada siapa pun serta tidak ada yang tahu nomor PIN kartu ATM milik saya," ujar dia.

Pihak bank kemudian menunjukkan bukti-bukti transaksi penarikan lewat cara membuka rekaman kamera CCTV. "Supervisor bank menunjukkan sebuah foto pria yang diambil dari hasil capture rekaman CCTV. Ada enam foto pria yang sama, dia memakai topi, namun tidak terlihat jelas wajahnya. Kepada pihak bank, saya tegas menyatakan tidak mengenal pria misterius itu," ungkap Arif.

Proses perundingan antara Arif dan pihak bank saat itu sempat tidak mendapatkan titik temu. Hal itu kemudian yang membuat Arif melaporkan kejadian ini ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang. Arif juga membeberkan raibnya uang di tabungan itu lewat sejumlah media massa di Solo dan Semarang.

Pihak bank akhirnya "risih" dan kemudian memanggil Arif. Hasilnya, Arif diminta membuat detail kronologi kejadian dan surat pernyataan resmi yang isinya menyatakan bahwa dia tidak mengenal pria misterius pengambil uang di ATM Bersama di Solo tersebut.

"Saya sempat merasa terzalimi oleh pihak bank. Namun, sekarang pihak bank telah mengganti uang yang lenyap tersebut. Saya tidak tahu bagaimana proses penggantian itu, namun kabarnya uang tabungan saya digantikan oleh lembaga penjamin atau semacam asuransi," tutur dia.

Lelaki bertopi
Meski uang telah kembali, Arif tidak pernah tahu siapa sosok lelaki bertopi yang terekam kamera CCTV tersebut. Kini Arif mendapatkan kartu ATM yang baru dan telah mengubah nomor PIN-nya. Ia juga membagi uangnya yang tersimpan ke bank dalam sejumlah rekening.

"Kalau dibagi dalam beberapa rekening lebih aman karena bila satu tabungan kebobolan maka yang lain masih terselamatkan. Saya juga lebih berhati-hati memilih ATM yang ada penjaganya dan ramai saat akan mengambil uang serta tidak asal main 'gesek' ketika belanja," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com