Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2014, 23:32 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar berpendapat tidak ada masalah jika ada warga, baik dari wilayahnya maupun provinsi lain, berniat datang ke Mahkamah Konstitusi di Jakarta, Kamis (21/8/2014), untuk menonton langsung pembacaan putusan sengketa Pemilu Presiden 2014. Namun, kata dia, ada syaratnya.

“Mau pergi ke Jakarta, ya itu hak mereka. Yang penting jangan anarkis. Menyatakan sikap, pendapat, boleh–boleh saja. Cuma jangan anarkis sehingga menimbulkan kerugian (atau) menghancurkan sarana umum," kata Deddy, di Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/8/2014).

Deddy pun mengatakan bangsa Indonesia harus bersatu dan berdamai bila menginginkan negeri ini maju. “Jadi, tidak bisa suka–suka. Semuanya harus bersatu kalau ingin negerinya maju, semuanya harus melihat untuk kepentingan bangsa ini," kata dia.

Jangan sampai, ujar Deddy, negara ini seolah-olah terus berebut stabilitas politik. "Saya kira jangan kita jadi parno," ujar dia. Menurut Deddy, apapun putusan MK juga harus diterima masyarakat. "Apapun keputusan MK, kita harus hormati. MK harus ditaati."

Seperti diberitakan sebelumnya, Deddy mengatakan, presiden dan wakil presiden terpilih 2014 ini sudah ditentukan dan sudah dicatat oleh Tuhan. “Kalau kita berbicara dengan kacamata spriritual siapapun yang jadi presidennya, sudah ditentukan sebelum kita lahir, kita tidak bisa ubah keputusan Tuhan,” ujar dia.

“Yang mendapatkan suara lebih, ya itulah yang mendapatkan keridhoan (Tuhan). Ini (presiden terpilih) sudah ditentukan, proses pemilu hanya tata cara bagaimana cara mencapainya (ridho Tuhan)," lanjut Deddy.

Deddy pun menyatakan siapapun presiden berdasarkan putusan MK merupakan kesepakatan. Kalaupun tidak terima dengan putusan MK ini, ujar dia, bukan berarti dibenarkan terjadi tindakan anarkis. “Menyatakan pendapat boleh, cuma jangan sampai anarkis karena tidak menerima dengan hasil putusan (MK).”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com