"Mengetahui adanya mahasiswa yang ditangkap karena mengibarkan bendera ISIS. Kami akan berkoordinasi dengan kepolisian supaya lebih ketat mengawasi pergerakan faham ini di kalangan pusat pendidikan," kata Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum, Selasa (12/8/2014).
Menurut Uu, selain rawan masuk di kalangan mahasiswa dan anak muda, faham ini pun akan lebih rawan masuk ke kalangan lembaga pendidikan keagamaan seperti pesantren di wilayahnya. "Saya minta terus kepada seluruh masyarakat untuk selalu berhati-hati masuknya pergerakan faham ini," kata Uu.
Sementara itu, Wakil Kepala Polres Tasikmalaya, Kompol Nana Sumarna menambahkan, dalam mengawasi pergerakan faham ini polisi telah meminta kepada seluruh jajarannya di polsek polsek untuk semakin giat mengawasi penyebaran ISIS.
"Selain memerintahkan seluruh anggota di polsek-polsek, kami pun meminta bantuan muspika untuk mengawasi pergerakan ISIS," kata Nana.
Sebelumnya, Bupati Tasikmalaya menyatakan daerah ini dinilai rawan dimasuki faham ISIS. Hal itu dibuktikan dengan sempat ditangkapnya seorang pemuda yang mengibarkan bendera ISIS di depan rumahnya di Desa Cipaieungeun, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (8/8/2014).
Pelaku adalah seorang mahasiswa yang baru lulus dari sebuah universitas terkemuka di Kota Tasikmalaya. Sesuai pengakuannya kepada kepolisian, dia tak mengetahui kalau bendera yang dipasang di depan rumahnya adalah bendera ISIS. Dia mengaku mendapatkan bendera itu saat mengikuti longmarch sebuah pesantren di wilayah Kota Tasikmalaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.