Aksi perampasan itu dialami Tridiana, wartawati foto harian Bhirawa. Dia mengatakan, kamera yang berisi gambar aksi kerusuhan di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur (KPU Jatim) tiba-tiba dirampas tiga polisi berpakaian preman. Foto-foto kerusuhan kemudian dihapus oleh para pelaku.
"Saya coba menolak, tetapi mereka memaksa, belum jelas apa alasannya," kata wartawati yang akrab dipanggil Iin ini.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Setija Junianta mengaku belum memperoleh laporan lengkap soal perampasan kamera wartawan oleh anak buahnya itu.
"Nanti saya pelajari laporannya. Kami mohon maaf karena keadaan sudah tidak terkendali," ujarnya.
Menanggapi peristiwa tersebut, beberapa wartawan sontak melakukan aksi solidaritas mengecam tindakan polisi yang dinilai melanggar Undang-Undang Pers itu. Sejumlah wartawan cetak dan elektronik menggelar orasi dan meletakkan peralatan kerjanya di jalan depan KPU Jatim di Jalan Tenggilis, Surabaya.
Massa pendukung Prabowo-Hatta datang dari berbagai daerah dan beraksi di kantor KPU Jatim untuk memprotes kinerja KPU dalam Pilpres 9 Juli lalu. Aksi itu juga merupakan bentuk dukungan moral atas digelarnya sidang perdana sengketa Pilpres 2014 antara pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, di Mahkamah Konstitusi, Rabu ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.