Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Comal Rusak, Pengusaha AKAP Rugi Rp 500 Juta Per Hari

Kompas.com - 21/07/2014, 17:15 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Jembatan Comal di Kabupaten Pemalang yang hingga kini masih diperbaiki.  Namun ternyata, hal itu berdampak secara langsung bagi para pengusaha angkutan darat, khususnya bagi pengelola angkutan bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

Mereka yang bekerja di sektor ini merugi ratusan juta karena angkutannya tidak bisa beroperasi dengan optimal. Hal ini diungkapkan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang Dedi Rusdiardi, Senin (21/7/2014).

Menurut Dedi, sejak Jembatan Comal ambles, keuntungan yang semestinya banyak didapat justru menghilang. Kerugian itu ditaksir mencapai Rp 500 juta per hari. "Bus AKAP dari arah Semarang menuju Cirebon, Bandung, dan Jakarta itu sangat berdampak. Rata-rata tiap bus harus 'tombok' uang atau hilang pemasukan Rp 1 juta,” ujar Dedi Rusdiardi, Senin (21/7/2014).

Saat ini, kata dia, jumlah bus AKAP yang beroperasi di Semarang menuju provinsi lain mencapai 500. Itu artinya, jika tiap armada harus merogek koceknya Rp 1 juta dikali 500 bus, maka nilai kerugian Rp 500 juta tiap hari.

Dia juga merinci, kerugian juga timbul lantaran bus harus menunggu antrean panjang di jalur tersebut. Terlebih lagi, biaya tersebut membengkak ketika pihak pengelola bus memilih untuk mengambil jalur alternatif.

"Bus itu ketika memutar sangat boros bahan bakar. Kerugian itu tidak bisa kami hindari, meski dalam macet, tapi mesin bus tetap menyala," kata dia lagi.

Dedi juga mengeluhkan, akibat rusaknya Jembatan Comal, penumpang bus mulai beralih menggunakan moda transportasi lain, misalnya kereta api dan pesawat terbang.

Ditemui terpisah, Pakar Transportasi dan Angkutan Jalan Universitas Katolik Soegijapranata (Unika) Semarang, Djoko Setiowarno, mengatakan, Jembatan Comal ambles akibat banyak muatan kendaraan yang tak terkontrol.

“Penyebab yang kelihatan adalah truk yang tak terkontrol, makanya jembatan cepat ambrol. Itulah yang sudah tampak hasilnya di Jembatan Comal. Meski diawali terjadi gerusan air pada pangkal jembatan akibat banjir. Tapi, hal ini berpotensi akan terjadi di jembatan lain,” kata Djoko.

Terkait kerusakan jembatan, dia menilai, kondisi pengusaha angkutan bus yang paling terpukul akibat terkena dampak secara langsung atas kerusakan tersebut. “Mereka (penguasa AKAP) sudah jatuh tertimpa tangga. Jelas rugi karena operasional tak didukung infrastruktur yang baik. Bus mereka mulai ditinggalkan penumpang karena kondisi terminal yang kumuh, banyak preman dan calo, sekarang masih terhambat di jalanan,” ungkap Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com