“Tidak kenal siapa mereka (calon presiden-wakil presiden). Hanya sempat melihat pemaparan visi dan misi mereka di koran dan televisi,” ujar Fery seusai mencoblos, Rabu (9/7/2014).
Kendati demikian ia memiliki kandidat yang dijagokan menang setelah penghitungan suara selesai. Ia pun yakin pada pilihannya itu dengan harapan bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju.
“Kami hanya ingin setelah keluar nanti mendapat pekerjaan yang laik dan semuanya dipermudah. Termasuk kami harap pengurusan pembebasan bersyarat dan cuti bersama (PBCB) di Lapas ini juga dipermudah,” kata warga binaan asal Gombong itu. Fery dihukum 4 tahun lantaran kasus narkoba.
Hal senada dikatakan Imam Santoso (36), warga binaan asal Wonosobo. Imam pun merasa optimistis dengan calon presiden yang telah ia pilih dengan harapan bangsa Indonesia semakin baik, harga-harga kebutuhan pokok serba murah, dan lapangan kerja terbuka luas terutama bagi para mantan narapidana.
“Siapapun presiden Indonesia nanti, semoga bisa membawa Indonesia semakin maju, banyak lapangan kerja terutama bagi mantan narapidana seperti kami,” ucap Imam yang dihukum penjara 5 tahun itu.
Sementara itu, Kepala Lapas kelas II A Magelang, I Made Dharmajaya, menjelaskan pada pilpres tahun ini tercatat ada 469 orang yang masuk ke daftar pemilih tetap (DPT), terdiri dari para narapidana, tahanan dan petugas lapas.
Menurut dia, antusias para warga binaan cukup baik meski tidak seramai ketika pemilihan anggota legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu. Jumlah TPS juga hanya tersedia satu buah, sedangkan Pileg lalu ada dua TPS.
“Mungkin karena bertepatan bulan Ramadhan, mereka banyak yang masih tidur. Kegiatan di bulan Ramadhan ini juga banyak, ditambah ada piala dunia,” ujar Made.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.