"Di sini harganya Rp35 ribu per karung, tapi kalau sudah sampai sana (Gili Trawangan) harganya Rp55 ribu per karung," kata Inaq Hasmah yang sehari-hari bekerja sebagai penyabit rumput, Selasa (8/7/2014).
Setiap hari, Hasmah mengirim tiga karung rumput ke Gili Trawangan. Rumput-rumput ini ia angkut dengan menumpang kapal melalui Pelabuhan Bangsal, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Dari rumput inilah, Hasmah bertahan hidup. Hasil dari berjualan rumput, digunakannya untuk membeli tanah dan menyekolahkan tiga orang anaknya.
Tidak dipungkiri bahwa warga Gili Trawangan masih tergantung dengan pasokan rumput dari pulau Lombok. Selain pengaruh sempitnya lahan di Gili Trawangan, banyaknya cidomo menjadi alasan mengapa rumput sangat dibutuhkan di pulau ini.
Saat ini, terdapat 32 unit cidomo yang beroperasi di Gili Trawangan. Selain sepeda, pulau yang terkenal bebas polusi ini menggunakan cidomo sebagai alat transportasi utama wisatawan dan warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.