Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raba Alat Vital 22 Siswi, Kepala SMPN 2 Ditahan Polisi

Kompas.com - 02/07/2014, 19:56 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

MAUMERE, KOMPAS.com - Kristoforus Mboko, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Nita, Desa Nirangkliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, resmi ditahan aparat Polres Sikka. Kristoforus diduga melakukan tindak pidana dengan memegang alat vital 22 siswi sekolah itu.

Kepala Polres Sikka AKBP Budi Hermawan, melalui sambungan telepon, Rabu (2/7/2014) malam, mengatakan, Kristoforus ditahan setelah sebelumnya ada laporan dari para siswi. “Kita terima laporan dari para siswi, Senin (30/6/207/2014) dan pada Selasa (1/7/2014) kita langsung tangkap yang bersangkutan (pelaku) dan diamankan di Polres untuk kepentingan penyelidikan,” kata Hermawan.

Menurut Hermawan, pada awalnya, hanya 18 siswi yang menjadi korban, namun setelah adanya pengembangan, maka sampai saat ini korban sudah mencapai 22 orang. “Semua yang menjadi korban adalah siswi kelas II,” kata Hermawan.

Diberitakan sebelumnya, Kristoforus dilaporkan karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap 18 siswi sekolah yang dipimpinnya itu. Alat vital dan bokong mereka diraba-raba.

Belasan siswi didampingi oleh orangtua mereka masing-masing mendatangi Polres Sikka, Senin (30/6/2014). Mereka memberikan keterangan secara beramai-ramai di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Sikka.

Pengakuan keluarga korban, diperkirakan masih ada siswi lain yang menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolah per 24 Juni 2014. "Kejadiannya di rumah dinas kepala sekolah. Dia panggil anak-anak satu per satu, kemudian menanyakan mereka, apakah mereka pernah berhubungan dengan Pak Lorens, salah satu guru sekolah itu," kata Petrus Elsidion (32), di Polres Sikka.

Elsidion mengatakan, bentuk pelecehan yang dialami para siswi adalah organ sensitif dan bokong mereka diraba-raba. "Saya tidak tahu apakah ada anak yang telah bersebadan (berhubungan badan) dengan kepala sekolah. Kami masih cari tahu ke dusun lain. Yang datang ini dari Dusun Jalo dan Nirangkliung," ujar dia.

Orang tua lain, Herman Yoseph, juga menduga masih ada korban dari dusun lain di desa itu. Elsidion dan Yoseph menyatakan, sikap mereka akan melanjutkan proses hukum kasus itu sampai tuntas. Sebab, perbuatan itu telah merusak anak-anak yang masih di bawah umur. 

***

Baca Juga: Raba Alat Vital 18 Siswinya, Kepala SMP Ini Dilaporkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com