"Kami minta kepada para senior (polisi) jangan pernah membawa yunior ke arah politik praktis. Kalau yunior terbawa, tentu akan berbahaya bagi bangsa dan negara. Nanti kalau sudah terbawa, Polri akan terpecah dengan sendirinya," kata Kapolri di Semarang, Rabu (26/6/2014) sore.
Sutarman menegaskan, Polri tidak boleh terpecah demi menjaga wilayah NKRI dan membangun kesejahteraan bangsa.
"Siapa pun yang menjadi presiden, institusi Polri-TNI menjadi lembaga yang penting untuk menjaga ketahanan NKRI. Siapa pun yang jadi (presiden), pasti merangkul Polri," katanya.
"Pembangunan bangsa ataupun pengamanan dilakukan TNI-Polri. Dengan kondisi ini, sistem yang digunakan harus benar-benar dikawal untuk pembangunan nasional," tambahnya.
Untuk pengamanan pilpres sendiri, polisi akan menyiapkan segala kebutuhan, baik personel maupun kebutuhan lainnya. Jika personel polisi dirasakan kurang, akan diminta bantuan dari TNI.
"TNI-Polri harus revisi membangun bangsa. Saya kira, saat ini TNI-Polri belum menyatukan visi misi untuk menyejahterakan bangsa. TNI bergerak sendiri. Begitu pun polisi juga bergerak sendiri," paparnya.
Jenderal Sutarman sendiri meyakini bahwa keamanan NKRI diarahkan untuk kesejahteraan rakyat. "Kalau rakyat sejahtera, (rakyat) akan aman dan tak akan mudah diombang-ambingkan. Berbeda kalau rakyat tak sejahtera, (rakyat) akan mudah dipengaruhi oleh 'isme-isme', termasuk terorisme," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.