Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Evakuasi Pendaki yang Jatuh, Jalur Pendakian Gunung Raung Ditutup

Kompas.com - 30/05/2014, 10:58 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sejak proses evakuasi terhadap 10 pendaki Gunung Raung asal Solo yang dimulai pada Rabu (28/5/2014), jalur pendakian Wonorejo ditutup total.

"Ada beberapa pendaki yang berada di atas dan semuanya kami minta untuk turun. Tapi ada juga membantu proses evakuasi," kata Rudi Prahara, koordinator tim dari Basarnas Jember, Jumat (30/5/2014).

Menurut Rudi, ada lima tim yang membantu evakuasi satu pendaki yang masih di perjalanan menuju ke Wonorejo. "Tadi malam mereka menginap di camp 4, dan Jumat pagi mereka sudah di camp 2. Semoga Jumat siang mereka semua sudah ada di pos terakhir," ungkap Rudi.

Selain itu, sesuai dengan dengan aturan, bukan hanya meminta pendaki untuk turun tapi juga melarang para pendaki yang berencana untuk naik Gunung Raung untuk melakukan pendakian.

"Saat ini, ada sekitar 26 pendaki asal Jakarta yang kami tahan di Pos Wonorejo. Jika ditanya sampai kapan pelarangan pendakian, saya menjawabnya sampai proses evakuasi selesai. Karena kapasitas kami hanya sampai situ. Untuk selanjutkan, keputusan boleh atau tidaknya dilakukan pendakian kami serahkan kepada pihak pemerintah yang berwenang," kata Rudi Prahara.

Sementara itu, Sutrisno Kasie Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Kalibaru, menjelaskan, di bulan Mei 2014, lebih dari 100 orang pendaki yang naik ke Gunung Raung.

"Kami hanya bisa mengimbau. Bahkan sempat kami melarang tapi yaitu tadi sering 'kucing-kucingan' lewat jalan lain. Akhirnya kami terapkan beberapa aturan paling tidak mengetahui identitas, bukan sebagai kategori pendaki gunung pemula serta membawa peralatan safety untuk mendaki Gunung Raung," ungkap Sutrisno.

"Selain itu, mereka harus membawa porter warga sini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Ya seperti sekarang ini, kami mendapatkan informasi pertama kali dari porter yang turun," kata dia lagi.

Bahkan, menurut Sutrisno, beberapa pendaki sudah booking tiket kereta untuk pulang. "Mereka bahkan sudah memperkirakan kapan harus pulang. Pokoknya hari ini, jam ini, sudah harus di stasiun. Sempat heran kok mereka bisa langsung booking tiket karena mendaki gunung kan bukan jalan-jalan di taman," tuturnya.

Sutrisno mengaku hanya bisa memberikan imbauan terkait kondisi Gunung Raung yang berada di level waspada.

Jalur Wonorejo Desa Kalibaru Wetan merupakan jalur alternatif kedua setelah jalur Bondowoso. Jalur yang memiliki 9 camp ini, dirintis Pataga Surabaya sejak Agustus tahun 200 dengan pendakian normal selama 6 hari dengan 4 pos yang berada diketinggian 980 mdpl, 1515 mdpl, 2285 mdpl, dan 3023 mdpl.

Sedangkan Puncak Sejati berada di ketinggain 3344 mdpl. Jarak antara Pos 1 yaitu rumah Sunaryo sebagai sumber air terakhir hingga ke puncak sejati mencapai 17, 5 kilometer.

"Biasanya untuk mencapai Puncak Sejati, para pendaki meninggalkan tas mereka di camp 7 karena untuk naik sampai puncak tidak mungkin membawa barang banyak dan butuh waktu satu hari. Di atas sudah tidak ada tanaman yang bisa hidup hanya batu-batuan dan harus melewati jalur yang ekstrem," kata Mustafa, relawan yang membantu proses evakuasi.

Lelaki yang sudah berkali-kali mendaki Gunung Raung ini mengkhawatirkan kondisi tim yang berada di atas. "Membawa badan sendiri saja sudah kesusahan, apalagi dengan membawa korban. Tapi dari kesepakatan evakuasi satu korban yang menggunakan tandu ini menggunakan sistem estafet agar tidak ada yang korban lain karena kelelahan," ungkapnya.

Gunung Raung sebenarnya ditutup untuk pendakian sejak Pusat Vuklanologi dan Mitigas Bencana meningkatkan status Gunung Raung dari nomal ke waspada pada Minggu 5 Januari 2014 lalu dan radius dua kilometer dilarang untuk pendakian. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com