Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Manado, Anjing Mati Dijual Kembali untuk Dikonsumsi

Kompas.com - 14/04/2014, 16:38 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com — Di Manado sudah merupakan hal yang biasa jika anjing dijual untuk disembelih dan dagingnya dikonsumsi. Anjing yang dijual tersebut ialah baik dalam keadaan hidup maupun sudah mati.

Mobil truk itu terparkir di sisi belakang Pasar Bersehati, Manado, Senin (14/4/2014) siang. Sekilas, tidak ada yang menarik dengan truk tersebut. Maklum, di lokasi itu ramai pedagang kebutuhan pokok berjualan.

Kehadiran mobil angkutan merupakan hal yang wajar. Namun, ketika Kompas.com melintas tepat di belakang truk tersebut, ternyata beberapa pekerja sedang membongkar muatan yang tidak lazim. Terlihat seorang pekerja laki-laki dengan entengnya melempar tubuh anjing-anjing dari atas truk ke sebuah gerobak dorong di bawahnya. Tubuh anjing yang dilemparnya terlihat kaku, sudah mati, dan tercampur dengan bongkahan es yang juga tidak lagi utuh.

Darah terlihat berceceran begitu saja. Beberapa warga yang melintas menutup hidungnya dan menyiratkan raut jijik.

"Hampir setiap saat mereka membawa anjing-anjing itu. Mereka selalu membongkar di sini," ujar seorang pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.

Sebagian besar warga Minahasa dan sebagian lagi warga Manado memang gemar mengonsumsi daging anjing. Di pasar tradisional Tomohon, daging anjing tersedia setiap saat.

Anjing yang masih hidup pun disediakan oleh penjual. Setelah pembeli memilih anjing yang disukainya, pedagang lalu menjagalnya dan menyiapkan dagingnya.

Namun, yang terlihat di Pasar Bersehati tadi, semua anjing yang diturunkan sudah dalam keadaan mati. Menurut beberapa sumber, anjing-anjing itu didatangkan dari daerah Gorontalo dan Sulawesi Tengah. Sebagian besar diperoleh dengan cara memberikan mereka makanan yang dicampur dengan racun potasium.

Memang, tidak ada larangan memperdagangkan daging anjing, apalagi anjing banyak dikonsumsi oleh warga Minahasa dan Manado.

Peneliti senior di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, John Tasirin, mengungkapkan bahwa yang dilarang disembelih adalah hewan liar yang dilindungi, seperti monyet sulawesi.

"Kalau anjing tidak dilarang, hanya saja mungkin perlakuan ketika disembelih yang harus diperhatikan. Lebih bagus lagi ditata secara teratur ketika dijual di pasar tradisional," ujar Tasirin ketika hadir dalam diskusi Keunikan Pasar Tradisional Tomohon.

Tuai pro kontra

Beberapa waktu lalu, keberadaan pasar tradisional Tomohon menjadi pro kontra ketika media internasional, Dailymail, menerbitkan foto-foto keberadaan berbagai hewan yang dijual di pasar tersebut.

Pakar lingkungan perkotaan Unsrat, Veronika Kumurur, mengatakan, keberadaan Pasar Tomohon yang unik tersebut justru menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata di Sulawesi Utara.

"Yang menjadi masalah adalah penataan pasar tradisional itu sendiri. Kalau ditata dengan baik, saya kira tidak menjadi masalah, sejauh hewan-hewan yang dijual tersebut tidak dilarang," kata Kumurur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com