Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Malang Desak Presiden Bubarkan WTO

Kompas.com - 06/12/2013, 13:50 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Ratusan mahasiswa Malang, Jawa Timur, yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Perjuangan, menggelar unjuk rasa mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, agar Indonesia keluar dari World Trade Organization dan membubarkan pertemuan tingkat menteri organisasi tersebut di Bali.

Aksi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Malang itu, digelar depan Balaikota Malang, Jumat (6/12/2013). Mahasiswa membawa berbagai poster bertuliskan kecaman pada WTO dan pemerintahan SBY-Boediono.

Isi tulisan poster tersebut, "Junk WTO", "WTO is Imperialsm", "Buang WTO pada tempatnya" "Indonesia bisa tanpa WTO", dan "Mendesak SBY-Boediono stop menindas rakyat Indonesia".

Menurut Koordinator aksi, Danang Kurniawan, banyak hal yang merugikan rakyat akibat adanya WTO. Salah satunya terjadinya liberalisasi pendidikan. Di sektor buruh, melegalkan proses tenaga kerja kontrak dan outsourcing.

"Arahnya, walau ada keuntungan untuk negara, tapi yang dominan adalah keuntungan bagi pemilik modal dan menindas rakyat," katanya.

Bagi petani, kehadiran WTO, akan merugikan para petani. Karena tidak akan bisa bersaing dengan industri pertanian skala besar. "Akibatnya, dengan berlahan, petani akan gulung tikar," tegas Danang.

Industri dalam negeri, kata Danang, jelas akan merugi dengan adanya pasar bebas. Karena pasar lokal dipaksa harus siap bersaing dengan produk dari negara-negara imperialis. "Sejak awal kehadiran WTO, rakyat selalu menolaknya. Tapi pemerintah membisu dan tuli," tegasnya.

Dari itu, aksi Aliansi Mahasiswa Perjuangan Malang ini kata Danang, mendesak Presiden SBY melalui Gita Wirjawan, untuk segera mempertanggungjawabkan kepada publik tentang kesepakatan yang pernah dibuat WTO tardahulu.

"Indonesia harus keluar dari WTO dan SBY harus bubarkan WTO yang kita digelar di Bali," tegasnya.

Pemerintah harus juga menghentikan privatisasi, komersialisasi dan liberalisasi dunia pendidikan serta wujudkan sistem pendidikan nasional yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat.

"Rakyat berharap dan meminta kepada pemerintah Indonesia untuk tidak menjual kekayaan alam untuk asing. Indonesia harus mandiri tidak menjadi budak negara asing," tegas Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com