Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jabar: Australia Berani Melecehkan Indonesia

Kompas.com - 22/11/2013, 15:42 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan kecewa atas penyadapan yang dilakukan Australia terhadap para pejabat negara, termasuk terhadap telepon seluler Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Menurut Heryawan, penyadapan itu telah melecehkan dan meremehkan negara Indonesia.

"Sebagai bangsa yang berdaulat, kami tersinggunglah. Australia sudah berani melecehkan dan meremehkan Indonesia," sesal Heryawan di Bandung, Jumat (22/11/2013).

Heryawan mengatakan, bangsa Indonesia pantas emosi atas penyadapan itu. "Iya, emosi, bangsa pantas emosi. Kami sebagai bangsa yang berdaulat tersinggung," sesalnya.

Yang penting, kata Heryawan, sekarang ini Indonesia jangan tergantung pada Australia dan juga negara tetangga lainnya. Heryawan menegaskan, bangsa Indonesia adalah bangsa yang terhormat dan bermartabat.

"Yang jelas, kita harus memberikan peringatan keras kepada bangsa ini, bangsa yang berdaulat dan mandiri, agar tidak ada ketergantungan kepada negara Australia dan negara tetangga yang lain. Kita ini bangsa yang terhormat dan bermartabat," tegasnya.

Seperti diberitakan, Australia menyadap telepon seluler beberapa pejabat penting Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Aksi penyadapan itu menuai reaksi keras dari rakyat Indonesia dan mendesak Australia meminta maaf.

Hubungan Indonesia dengan Australia pun kian memanas setelah PM Australia Tony Abbott menyampaikan penolakan untuk meminta maaf kepada Pemerintah Indonesia atas dugaan penyadapan di depan parlemen Australia.

Presiden SBY mengaku tak habis pikir mengapa Australia melakukan penyadapan. Presiden SBY lalu mengirim surat kepada Tony Abbott untuk meminta penjelasan dan sikap resmi Australia terkait penyadapan tersebut. Pemerintah juga telah menarik Dubes RI untuk Australia dan menghentikan sementara sejumlah kerja sama dengan Australia sampai ada penjelasan dari Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com