Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Supadio, Pontianak, Supriyandi, Senin (26/8/2013) menuturkan, pada 23 Agustus, jumlah titik panas berkurang menjadi 123 titik.
”Pada update data 25 Agustus pukul 15.37, titik panas yang terpantau tinggal 19 buah,” ujar Supriyandi.
Titik panas biasanya terekam citra satelit NOAA karena adanya peningkatan suhu rata-rata di atas permukaan tanah. Selain karena musim kemarau yang memicu kenaikan suhu rata-rata di suatu tempat, titik panas juga terjadi dari kebakaran atau pembakaran lahan.
Munculnya ratusan titik panas di Kalbar selalu diikuti dengan turunnya kabut asap, termasuk di Kota Pontianak yang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Kabut asap menyebabkan udara menjadi bau, terutama pada malam hari. Fenomena ini terjadi hampir setiap tahun atau ketika tidak turun hujan dalam waktu sebulan di Kalbar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.