Peristiwa itu menimpa keluarga LJH yang tinggal di perumahan di Kecamatan Pesantren. Saat itu keluarga ini baru saja mempekerjakan seorang wanita usia sekitar 20 tahun yang mengaku bernama Pipit asal Ngawi, Jawa Timur.
Pada hari kedua masa kerjanya itu, Pipit yang diberi tanggung jawab mengurus keperluan rumah tangga serta menjaga balita ini sudah menghilang. Hal itu diketahui saat DRS, istri LJH, curiga dengan suara tangis dari balitanya. Saat dicek, balita itu dalam keadaan sendiri, tidak ada Pipit di sampingnya.
DRS kemudian berupaya mencari Pipit di sekitar rumah. Upaya ini tidak membuahkan hasil sehingga membuat ibu muda ini langsung curiga. Ia lalu mengecek ke dalam kamar tidur tempat penyimpanan barang berharganya. Betapa kagetnya dia saat mengetahui lemarinya dalam kondisi acak-acakan.
Ia bergegas menelepon LJH yang sedang bekerja untuk segera pulang. Seusai mendapatkan cerita itu, LJH bergegas mendatangi markas polisi untuk melaporkan kejadian itu.
Kepala Sub Bagian Humas Polres Kediri Kota, Ajun Komisaris Surono mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus itu. Pihaknya juga telah memeriksa rumah yang diakui oleh terlapor, namun tidak mendapatkan hasil.
"Alamat yang diakui terlapor, palsu. Saat ini kita masih terus melakukan penyelidikan," kata Surono, Senin (29/7/2013).
Surono mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Jika mempekerjakan pembantu, harus jelas alamatnya serta jelas pula siapa yang membawanya.
Sementara itu, ciri-ciri pelaku yang mengaku bernama Pipit itu adalah memiliki tinggi badan 150 centimeter, postur tubuh sedang, rambut lurus sebahu, kulit sawo matang, wajah berjerawat. Saat melamar kerja, pakaiannya cukup sederhana dan hanya mengenakan sandal jepit.
"Diduga, hal itu menjadi modusnya agar mendapat iba dari para calon korbannya," pungkas Surono.