Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Penggilingan Padi, Perlukah?

Kompas.com - 28/07/2011, 04:29 WIB

Acap kali bicara penggilingan padi, orang langsung mencibir. Apaan, tuh! Penggilingan padi? Ahhh..., usaha kampungan. Ndeso! Kotor! Berisik! Nggak elite! Dan..., masih banyak lagi stereotip yang dilekatkan pada jenis usaha yang satu ini.

Karena berbagai stereotip itu, tak jarang media massa pun seperti ”alergi” memberitakan. Barangkali karena media massa juga khawatir mendapatkan stempel yang sama.

Saking tak populernya isu terkait penggilingan padi, dalam mesin pencari Google, istilah penggilingan padi hanya ada 317.000 entri. Jauh dari otomotif yang mencapai 98,6 juta entri, tekstil 51,2 juta entri, dan elektronik 368 juta Google. Apalagi dibandingkan dengan Nokia sebanyak 1,6 miliar entri.

Bahkan, penggilingan padi kalah populer dibandingkan dengan garmen yang mencapai 3,34 juta entri sekalipun jumlahnya sudah dipadukan dengan entri rice milling unit (RMU) sebanyak 1,13 juta entri.

Pandangan orang soal penggilingan padi seperti di atas memang sebagian ada benarnya. Sebab, umumnya suasana di penggilingan padi berisik dan berdebu, lokasinya di perkampungan atau tengah sawah. Karena itu, penggilingan padi menjadi terasing dan tidak menarik.

Benarkah penggilingan padi tidak menarik? Usaha penggilingan padi sesungguhnya jauh lebih menarik daripada popularitasnya.

Usaha penggilingan padi terus bertumbuh menjadi besar dan akan terus menjadi besar. Bahkan, penggilingan padi sudah menjadi industri tersendiri seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pangan dan pangan yang berkualitas.

Di Indonesia, beras yang menjadi produk utama penggilingan padi bahkan memasok 90 persen kebutuhan karbohidrat masyarakat.

Karena peluang bisnisnya menjanjikan, orang tidak segan-segan menginvestasikan dananya hingga puluhan miliar rupiah untuk membangun penggilingan padi modern dalam rangka memproduksi beras berkualitas tinggi dan bermerek serta mendapatkan keuntungan dari hasil samping, seperti menir, katul, dan sekam.

Nilai investasi dalam industri penggilingan padi juga besar. Dengan rata-rata investasi untuk mesin penggilingan padi Rp 50 juta per unit, dengan total penggilingan padi sekarang sebanyak 110.452 unit (terdiri dari penggilingan besar, sedang dan kecil), total investasinya mencapai Rp 5,52 triliun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com