Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Penggilingan Padi, Perlukah?

Kompas.com - 28/07/2011, 04:29 WIB

Potensi perkembangan industri penggilingan padi juga masih terbuka. Dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 267 juta jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen, kebutuhan beras akan terus meningkat.

Ekonomi yang terus berkembang dan membawa orang ke kesejahteraan yang lebih baik mendorong konsumsi beras berkualitas bagus meningkat. Di sisi lain, Indonesia masih kekurangan beras sehingga harus mengimpor, sekalipun tidak besar.

Sayangnya, di tengah berkembangnya industri penggilingan padi di Indonesia, ada masalah cukup serius yang terjadi. Kinerja industri penggilingan padi, terutama industri kecil, tidak cukup efisien.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Zaenal Bachruddin, Senin (18/7), di Makassar, Sulawesi Selatan, mengatakan, rata-rata rendemen beras nasional yang dihasilkan hanya 55,7 persen.

Salah satu faktor rendahnya rendemen beras dalam bulir padi adalah belum optimalnya kinerja industri penggilingan padi.

Badan Pusat Statistik (2005-2007) memperkirakan, dari proses pascapanen, mulai dari panen sampai angkutan penjualan, terjadi penyusutan 10,82 persen.

Dari jumlah itu, industri penggilingan menyumbang 3,25 persen atau sedikit di bawah pengeringan sekitar 3,27 persen. Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) menghitung, dengan penyusutan sekarang di penggilingan, nilai kerugian mencapai Rp 10 triliun.

Padahal, kata Ketua Umum Perpadi Nur Gaybita, apabila kehilangan hasil bisa diselamatkan, hal itu berpotensi menambah produksi beras nasional 1,5 juta ton. Dengan begitu, tidak perlu lagi Indonesia mengimpor beras dari Thailand atau Vietnam setiap tahun.

Perpadi sudah membuktikannya. Dengan melakukan revitalisasi penggilingan padi ”ala” Perpadi di penggilingan padi skala kecil di Subang, Jawa Barat, 26 Mei 2010, rendemen beras sangat tinggi.

Rendemen beras saat dilakukan pecah kulit mencapai 79,9 persen. Polish I mendapat beras kualitas 3 sebesar 71 persen dengan kadar patahan maksimal 5 persen. Polish II mendapat beras kualitas 2 sebesar 67,5 persen dan polish III mendapat 65,5 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com