Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sakum Cuma Nelayan Kecil, Jangan Dipenjara Hanya Gara-gara Benang"

Kompas.com - 15/09/2014, 13:54 WIB
Kontributor Lampung, Eni Muslihah

Penulis

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Ratusan nelayan duduki Kantor Pengadilan Negeri Tanjungkarang menuntut pembebasan Sakum, nelayan yang sebelumnya ditangkap Polair Polda Lampung atas tuduhan tindakan pengeboman ikan.

Zaini salah satu nelayan di Bandarlampung mengatakan, pada Senin (15/9/2014) kedatangan nelayan merupakan aksi solidaritas spontan.

"Sakum hanyalah nelayan kecil, hanya gara-gara benang saja kami dipenjarakan padahal kasusnya sepele," kata Zaini.

Ia membantah rekannya Sakum melakukan pengeboman ikan.

"Itu tuduhan yang bohong," ujar dia.

Akibat maraknya penangkapan sejumlah nelayan, banyak nelayan merasa takut untuk melaut mencari ikan.

"Padahal kami punya izin, tapi kenapa banyak yang ditangkap, apa salah kami," kata dia.

Selain tak melaut untuk mencari ikan, sebagian besar pedangang ikan hampir seminggu terakhir tak menjual ikan. Mereka melakukan aksi mogok dagang ikan.

"Biarlah tidak dapat uang, asalkan bebaskan nelayan," ujar Samroh, pedagang ikan lainnya.

Sementara itu, persidangan berlangsung lebih dari dua jam. Pada sidang perdana itu, jaksa langsung membacakan dakwaan dan menghadirkan saksi dari Polairut Polda Lampung yang melakukan penangkapan terhadap nelayan.

Selama sidang berlangsung, nelayan masih terus melanjutkan aksi unjuk rasanya. Mereka ingin memastikan bahwa rekannya Sakum benar-benar bebas dari jeratan hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Puluhan Tahun Dilanda Banjir, Warga Sukabumi Selatan Sudah Siap-siap Saat Hujan Tiba

Regional
Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Pemkab HST Sabet 3 Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
NTT dan Beban Demografi 2030

NTT dan Beban Demografi 2030

Regional
Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Bolehkah Berhenti di Bahu Jalan untuk Buang Air Kecil?

Regional
Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Solusi Mendasar Atasi Sampah Citarum

Regional
Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Dompet Dhuafa Bagikan Daging Kurban kepada 920 KK di Dusun Nglelo

Regional
Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Jangan Ada Lagi Nyawa Melayang Setelah Laporan Polisi Dilayangkan

Regional
Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Bupati Blora Arief Rohman Sampaikan Tiga Pesan Penting di Hari Raya Idul Adha

Regional
Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Begini Rasanya Mengangkat Bongkahan Emas dan Perak Senilai Rp 2 Miliar

Regional
“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

“Mooring System” Pertama Terpasang di Raja Ampat, Kadis P2KP: Untuk Kepentingan Wisata dan Piring Makan Warga

Regional
Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Sambil Malu-malu Kepala Kampung Friwen Sebut Masyarakat Inginkan Bantuan Rumah

Regional
Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Polri dan Kasus Vina Cirebon: Pengusutan Kembali Setelah 8 Tahun Berlalu

Regional
Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Danny Pomanto Jadi Satu-Satunya Wali Kota Indonesia yang Diundang World Water Forum 2024 di Bali

Regional
Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Pilkada Aceh Singkil 2024, Kemiskinan, dan Potensi SDA

Regional
Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Melestarikan Praktik Ekonomi Peternakan di Lahan Savana Kaki Gunung Tambora

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com