Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Sungai Lamasi di Desa Kendekan Luwu Jebol, 3 Desa Terdampak, Petani Terancam Merugi

Kompas.com - 05/07/2024, 12:33 WIB
Amran Amir,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


LUWU, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Lamasi, membuat sungai tersebut meluap.

Meluapnya Sungai Lamasi dipicu tanggul jebol di Desa Kendekan, Kecamatan Walenrang Timur, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, sejak Rabu (3/7/2024) pagi.

Sebayak tiga desa terdampak akibat luapan Sungai Lamasi.

Warga Kendekan, Petrus (42) menuturkan, tanggul yang jebol sudah terjadi sejak 2 pekan lalu dan saat ini tanggul tersebut semakin lebar tergerus air.

Baca juga: Wanita di Luwu Tewas Ditelan Ular Piton 6 Meter Saat Hendak Beli Obat Anak

“Waktu pertama jebol hanya sekitar 3 meter, sekarang sudah 10 meter, kalau tidak segera dibenahi maka akan melebar bisa sampai puluhan bahkan ratusan meter,” kata Petrus, saat dikonfirmasi, Jumat (5/7/2024) siang.

Petrus menuturkan, meluapnya Sungai Lamasi akibat tanggul jebol membuat tiga desa terendam, yakni Desa Kendekan, Seba-seba dan Desa Taba.

“Ketinggian banjir mencapai 80 sentimeter yang merendam perkebunan Kakao, lahan persawahan, permukiman warga dan ruas jalan,” ucap Petrus.

Akibat banjir, aktivitas warga untuk bertani dan berkebun lumpuh hingga hari ini.

Warga berharap pemerintah segera menangani tanggul jebol agar aktivitas mereka dapat berjalan.

“Kami kalau sudah banjir begini sulit ke kebun atau sawah paling tinggal di rumah menunggu surutnya air, kalau sudah surut baru kami langsung benahi kebun karena kalau tidak dibenahi tanaman kakao bisa mati, atau bunganya layu,” ujar Petrus.

Sementara petani sawah, Rasmidin (42) mengatakan, ada ratusan hektar lahan persawahan yang baru saja ditanami padi terendam di 3 desa.

Baca juga: Mengaku Bisa Sembuhkan Penyakit, Dukun Cabul di Luwu Timur Setubuhi Anak di Bawah Umur

“Kami ini baru saja menanam, ada yang 3 minggu, 2 minggu ada juga yang baru saja menghambur benih jadi biasanya kalau banjir seperti ini sukar untuk tumbuh karena mati membusuk,” tutur Rasmidin.

“Kalau sudah begini kami merugi, apalagi sekarang harga benih atau bibit padi mahal. Bantuan benih dari pemerintah ada, tapi tidak cukup karena terbatas, kadang dikasi 20 kilogram untuk setengah hektare, kadang 50 kilogram satu hektare. Kalau bisa mohon kami ini petani diperhatikan dan dibantu,” tambah Rasmidin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Senin 8 Juli 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 8 July 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Tim SAR Gabungan Temukan Pria Hilang di Bintan dalam Kondisi Tewas

Tim SAR Gabungan Temukan Pria Hilang di Bintan dalam Kondisi Tewas

Regional
Kuasa Hukum Anggota DPRD Penembak Warga Sebut soal Kelalaian

Kuasa Hukum Anggota DPRD Penembak Warga Sebut soal Kelalaian

Regional
Diduga Rem Blong, Minibus Rombongan Wisata Terguling di Purbalingga

Diduga Rem Blong, Minibus Rombongan Wisata Terguling di Purbalingga

Regional
Ada Lebih dari 150 Ekor Harimau Sumatera di Area TNKS

Ada Lebih dari 150 Ekor Harimau Sumatera di Area TNKS

Regional
Olah TKP Anggota DPRD Tembak Warga, Tersangka Sudah Tembak 7 Kali

Olah TKP Anggota DPRD Tembak Warga, Tersangka Sudah Tembak 7 Kali

Regional
Ngalap Berkah 1 Muharram, Warga Desa di Jepara Ini Gelar Tradisi Manganan Pager Gesek

Ngalap Berkah 1 Muharram, Warga Desa di Jepara Ini Gelar Tradisi Manganan Pager Gesek

Regional
Kawanan Gajah Liar Rusak Kebun Kopi Milik Warga di Lampung Barat

Kawanan Gajah Liar Rusak Kebun Kopi Milik Warga di Lampung Barat

Regional
Anggota DPRD Tembak Mati Warga, DPD Gerindra Lampung Bersuara

Anggota DPRD Tembak Mati Warga, DPD Gerindra Lampung Bersuara

Regional
Peringatan Malam 1 Suro Keraton Solo, 7 Ekor 'Kebo Bule' dan Belasan Pusaka Dikirab

Peringatan Malam 1 Suro Keraton Solo, 7 Ekor "Kebo Bule" dan Belasan Pusaka Dikirab

Regional
Respons Kaesang Masuk Radar PDI-P pada Pilkada Jateng: Kami Hargai Semua Pengusung

Respons Kaesang Masuk Radar PDI-P pada Pilkada Jateng: Kami Hargai Semua Pengusung

Regional
Gus Addin: Ansor Punya 3 Energi Besar untuk Masa Depan Bangsa

Gus Addin: Ansor Punya 3 Energi Besar untuk Masa Depan Bangsa

Regional
Gempa Batang Terasa di Pekalongan, Lina Lari Sambil Gendong Anak

Gempa Batang Terasa di Pekalongan, Lina Lari Sambil Gendong Anak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com