KOMPAS.com - Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo Pareira meminta masalah bantuan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang dialami para siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Ilegetang, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) harus segera diusut.
"Saya minta ini ditelusuri," ujar Hugo saat dihubungi, Kamis (13/6/2024).
Hugo menilai kasus yang sedang terjadi mungkin bukan hanya di Sikka, tetapi di daerah lain di NTT, bahkan Indonesia.
Dia menjelaskan setiap tahun Kemdikbud bersama Komisi X yang membidangi pendidikan memutuskan anggaran beasiswa PIP yang ditujukan kepada siswa SD, SMP, SMA/K dari keluarga yang kurang mampu.
Baca juga: Dana Bantuan PIP di Sikka Bermasalah, BRI Maumere: Sudah Klarifikasi
Targetntya adalah memerangi angka putus sekolah dan mencapai wajib belajar 12 tahun.
Siswa yang memperoleh dana ini, jelas Hugo, berdasarkan kriteria dari data pokok pendidikan sekolah (dapodik) dan diusulkan sekolah serta pemangku kepentingan pendidikan di daerah (PIP reguler).
Termasuk usulan aspirasi dari masyarakat kepada anggota komisi X DPR RI atau IP aspirasi.
"Dengan sumber data siswa semuanya berasal dari sekolah," kata dia.
Karena itu dia menilai masalah yang terjadi di Sikka bisa jadi karena informasi yang disampaikan kepada penerima beasiswa PIP tidak transparan.
Jadi, harus ditelusuri untuk menemukan titik permasalahan.
Dia menjelaskan dana PIP ditransfer langsung dari pusat sesuai nama yang tertera dan setiap siswa penerima memperoleh buku tabungan.
Dengan demikian, jika dana sudah masuk ke rekening tetapi sudah ada yang menariknya, maka bank berkewajiban menjelaskan siapa menarik dana tersebut.
Baca juga: Dana Bantuan PIP di Sikka Bermasalah, Orang Tua Siswa: Kami Bolak-Balik Bank Sama Saja
"Karena penarikan dana harus disertai buku tabungan dan identitas diri penarik dana, maka tidak mungkin petugas bank tidak mengetahui. Saya minta ini ditelusuri dan ditemukan pokok persoalannya," ujar dia.
Sebelumnya, beberapa orang tua siswa penerima dana PIP mengaku sudah beberapa kali menanyakan kejelasan dana bantuan PIP ke pihak Bank BRI, namun tidak mendapat jawaban pasti.
PL (47), salah satu orang tua siswa mengaku kaget saat mendatangi Bank BRI setempat untuk mencetak rekening koran.
Dia menemukan adanya uang masuk sebesar Rp 225.000, namun sudah ditarik kembali.
Orang tua siswa lain, Sumarni menuturkan pada 27 Januari 2024, pihak SDI Ilegetang menyampaikan ada 29 siswa yang menerima bantuan dana PIP.
Sejak saat itu dirinya terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pihak bank.
"Pada tanggal 18 Maret 2024 buku bank kami saya terima. Tetapi setelah dicek uang sudah masuk tanggal 7 Maret 2024, tetapi menurut pihak bank uang itu sudah dikembalikan lagi ke pusat," ujarnya.
Baca juga: Kemendikbud Sebut Banyak Siswa SMA-SMK Penerima PIP Tak Lanjut Kuliah
Sumarni bingung dengan dana bantuan PIP, sebab tanpa koordinasi dengan orang tua maupun pihak sekolah.
Kepala SD Inpres Ilegetang, Simprosa Suriname membenarkan bahwa 29 siswa siswanya menerima dana bantuan PIP.
"Di sini ada 29 siswa yang terima bantuan dana PIP tetapi kami tidak tahu apakah uang itu sudah masuk atau belum karena yang mengecek itu orang tua sendiri," ujarnya.
Simprosa mengaku banyak orang tua siswa mengeluh ke pihak sekolah terkait bantuan tersebut. Namun dia menegaskan pihaknya telah bekerja sesuai prosedur.
Pimpinan Cabang BRI Maumere, Kabupaten Sikka, Nyoman Slamet Destrawan mengaku telah memberikan klarifikasi kepada orang tua siswa pada Rabu (12/6/2024).
"Saya sudah klarifikasi dan sedang menunggu jawaban kantor pusat kami," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.